tirto.id - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono Kamino memastikan harga bahan makanan pokok selama bulan Ramadan dan lebaran 2017 akan stabil. Dia menjamin stok bahan makanan pokok masih surplus sampai akhir Juni 2017.
Akan tetapi, dia memperkirakan fluktuasi harga daging sapi kemungkinan masih bisa terjadi sebab minimnya cadangan suplai komoditas ini di dalam negeri.
Karena itu, menurut dia, pemerintah akan bekerjasama dengan para importir untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri.
"Kita defisit daging sapi 64.552 ton. Pemerintah dari awal, menteri perdagangan dan menteri pertanian, sudah memanggil semuanya, para importir-importir ini. Kita punya stok daging sapi dari 36 importir itu kurang lebih 12.400 bahkan bisa lebih," ujar Sujono di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (28/5/2017).
Sujono menjelaskan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian terus berkoordinasi untuk mengamankan stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan dan lebaran tahun ini.
"Tahun ini sudah ada perintah khusus dari pak Presiden (Jokowi) supaya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar dia.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Karyawan Gunarso mengatakan ketersediaan pasokan yang dimiliki pemerintah tahun ini lebih melimpah dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Ia memastikan distribusi pasokan ke daerah dapat berjalan dengan baik untuk menjamin stabiltas harga di semua kawasan.
"Ketersediaan ini bukan hanya ada di satu tempat tapi ada dan tersebar di seluruh Indonesia. Beras misalnya, stok Bulog 2.1 juta ton. Ini menjadi penting buat pemerintah karena ketika stok di Bulog cukup banyak, maka para spekulan pasti tidak ada. Tetapi kalau pemerintah hanya punya stok sedikit, saya yakin kondisi saat ini tidak akan ada beras yang Rp7-8 ribu (per-kg)," kata Gunarso.
Gunarso mengatakan saat ini Bulog memiliki 18.000 Rumah Pangan Kita (ROK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, Bulog juga bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta berbagai lembaga seperti masjid dan kantor kelurahan untuk untuk menjual bahan kebutuhan pokok.
"Dulu mungkin Bulog sering operasi pasar. Ke depan dengan outlet yang tersebar ini, diharapkan stabilisasi harga bisa terjadi tanpa harus melakukan operasi pasar sepanjang tahun," ujar dia.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan pengendalian harga juga dilakukan dengan penerapan batas Harga Eceran Tertinggi (HET) secara ketat.
"Kami melakukan pengendalian harga dengan cara menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas di ritel modern," kata dia seperti dilaporkan Antara.
HET komoditas di ritel modern, seperti gula pasir Rp12.500,00 per kilogram, minyak goreng dalam kemasan sederhana Rp11 ribu/liter, dan daging beku maksimum Rp80 ribu/kg.
Menurut Karyanto, kendati terdapat kenaikan harga pada beberapa komoditas, tingkatnya tidak setinggi tahun 2016. Ia mencontohkan harga gula pasir di pedagang grosir saat ini tidak setinggi tahun lalu.
"Kalau per kiloan harganya Rp11.900,00. Memang kami akui di pasar masih ada gula yang harganya Rp13 ribu/kg. Akan tetapi, 'kan tidak naik dibanding dahulu karena dia takut tidak laku, jadi cair karena di pasar ritel modern 'kan Rp12.500,00 (harganya)," kata Karyanto.
Hingga April 2017, pemerintah masih memiliki sejumlah cadangan bahan pokok, yaitu komoditas bawang merah sebanyak 2.000 ton, bawang putih 1.000 ton, minyak goreng 1,5 juta ton, daging beku 86.620 ton, dan gula pasir 460.000 ton.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom