tirto.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mengucurkan Rp40 miliar untuk pengembangan program vokasi industri di sekitar 80 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada akhir tahun ini. Sekjen Kemenperin Haris Munandar mengatakan rencananya setiap SMK akan menerima jatah Rp500 juta.
Anggaran itu dialokasikan kepada SMK yang mengikuti Program Pendidikan Vokasi Industri. Pengalokasiannya bukan berupa uang tunai, tapi alat permesinan yang dibutuhkan setiap SMK untuk menunjang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Sebenarnya kami harapkan tahun ini ada sebagian kecil (dialokasikan), yang masif itu tahun depan,” kata Haris di Jakarta, pada Kamis (5/10/2017) seperti dikutip Antara.
Dia mengimbuhkan “Itu anggaran Kemenperin sendiri tahun ini. Kalau kita bagi itu kan bisa untuk 70-80 SMK tahun ini. Mesinnya datang awal tahun depan. Sehingga bisa evaluasi di pertengahan tahun.”
Menurut Haris, alokasi tersebut berasal dari anggaran beberapa satuan kerja di Kemenperin. Dia berjanji jumlah SMK yang menjadi sasaran program serupa bertambah pada 2018.
Akan tetapi, Haris mengimbuhkan realisasi pengucuran dana Rp40 miliar itu belum pasti bisa dilakukan sebab bergantung lampu hijau dari Kementerian Keuangan.
“Kami ingin tahun ini bisa dimulai, meskipun masih beberapa SMK, tapi masih menunggu Kementerian Keuangan,” ujar Haris.
Dia menambahkan kementeriannya telah mengajukan usulan anggaran tambahan sebesar Rp828 miliar pada Tahun Anggaran 2018 guna merealisasikan Program Pendidikan Vokasi Industri, termasuk alokasi anggaran untuk SMK, penguatan kapabilitas tim pengajar dan sebagainya.
Pada 2 Oktober 2017 lalu, Kemenperin sudah meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri tahap keempat untuk wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Program ini menginisiasi kerja sama 108 perusahaan industri dengan 226 SMK di daerah-daerah tersebut.
Program serupa untuk tahap pertama dijalankan di Jawa Timur dan menghubungkan 50 perusahaan dengan 234 SMK. Lalu, di tahap kedua untuk wilayah Jawa Tengah, melibatkan 117 perusahaan dan 392 SMK. Sementara di tahap ketiga, program berlangsung di Jawa Barat yang membentuk kerja sama 141 perusahaan dan 393 SMK.
“Hingga saat ini, total perusahaan yang terlibat (Program Vokasi Industri) sebanyak 416 perusahaan dan 1.245 SMK,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam siaran pers Kemenperin.
Targetnya, sampai tahun 2019 ada 1.775 SMK terlibat di program vokasi industri dan menghasilkan lulusan tersertifikasi sebanyak 845 ribu orang. Sasaran wilayah berikutnya untuk penerapan kerja sama SMK dan industri ini ialah DKI Jakarta, Banten serta sejumlah provinsi di Sumatera, yakni Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom