tirto.id - Kementerian Kesehatan menemukan ribuan orang positif COVID-19 dari klaster pendatang baik WNA atau WNI yang masuk ke Indonesia selama masa pengetatan.
Kasubdit Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal P2P Kemenkes dokter Benget Saragih menyatakan sejak 20 Desember 2020-17 Februari 2021, terdapat 1.896 kasus COVID-19 dari pelaku perjalanan internasional saat pemeriksaan di Indonesia.
Lokasi temuan kasus didominasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan 1.163 kasus; 433 kasus dari jalur laut di Surabaya; dan 300 kasus dari jalur laut di Batam.
Dari total 1.163 orang ditemukan positif di bandara, 822 orang di antaranya diketahui positif pada hari pertama kedatangan. Sementara 324 orang berikutnya dinyatakan positif pada pemeriksaan hari kelima masa karantina setelah tiba di Indonesia.
"Jadi di hari kelima dilakukan pemeriksaan kedua itu (ada) 324 orang. Itu terjadi karena masa inkubasinya muncul di hari kelima, dan ketika di hari kelima langsung dilakukan tes, hasil pemeriksaannya positif," kata dokter Benget Saragih dalam konferensi pers, Kamis (18/2/2021).
Para WNA dan WNI yang dinyatakan positif, kata dia, sebetulnya sudah dites dengan hasil negatif dari negara asal. Diduga mereka positif karena masa inkubasi virus SARS-CoV-2 selama sekitar 5-6 hari. Setelah dites kembali di Indonesia, mereka positif.
Asal negara WNA positif berasal dari India, Qatar, Jepang, Korea dan Uni Emirat Arab. Sedangkan WNI positif didominasi setelah datang dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, Turki, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Jepang, Brunei Darussalam dan dari Hong Kong.
Khusus kedatangan Arab Saudi, Benget menyebut kebanyakan orang yang datang dari Arab Saudi tidak diperiksa dengan metode swab PCR, melainkan dengan rapid antigen. Karena itu jumlah kasus COVID-19 WNI setelah dari Arab Saudi tinggi.
Editor: Zakki Amali