Menuju konten utama

Kemenangan Macron Menuai Beragam Komentar di Perancis

Francois Hollande mengatakan bahwa kemenangan Macron menunjukkan bahwa mayoritas warga Perancis ingin bersatu dengan "nilai republik".

 Kemenangan Macron Menuai Beragam Komentar di Perancis
Calon presiden Prancis Emmanuel Macron, kepala pergerakan politik En Marche!, atau Onwards!, memasukkan kertas suaranya pada putaran kedua pemilihan presiden Prancis 2017, di sebuah tempat pemungutan suara di Le Touquet, Prancis, Minggu (7/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Christophe Ena.

tirto.id - Kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Perancis yang berlangsung pada Minggu (7/5/2017) menuai beragam dari para politisi, serikat pekerja, serta kelompok bisnis dan agama.

Presiden Perancis saat ini Francois Hollande mengatakan bahwa kemenangan Macron menunjukkan, mayoritas warga Perancis ingin bersatu dengan "nilai republik".

Perdana Menteri Perancis Bernard Cazeneuve mengatakan bahwa warga Perancis telah memilih agar negaranya tetap mempertahankan posisinya di jantung Eropa.

Menteri Lingkungan Sosial Segolene Royal mengatakan bahwa kemenangan Macron merupakan sebuah sinyal perubahan dalam generasi politik yang menawarkan harapan.

Menteri Sosial Perancis Najat Vallaud Belkacem mengatakan Macron adalah presiden "lemah", banyak orang memilihnya tanpa pertimbangan.

Sementara itu, Florian Philippot, wakil pemimpin Front Nasional, yang kandidatnya Marine Le Pen dikalahkan oleh Macron, mengatakan bahwa kemenangan Macron adalah kemenangan oligarki keuangan.

Pemimpin konservatif Francois Baroin mengatakan bahwa dia akan melakukan hal yang bertentangan dengan Macron pada pemilihan legislatif bulan Juni mendatang.

Anggota parlemen konservatif Perancis Bruno Le Maire mengatakan bahwa Macron harus bekerja bersama, termasuk dengan mereka yang tidak memilihnya.

Mantan kandidat presiden sayap kiri Jean-Luc Melenchon mengatakan bahwa dia yakin Macron akan menghancurkan sistem sosial Perancis dan meminta pemilihnya untuk memobilisasi pemilihan anggota parlemen pada Juni mendatang.

Serikat pekerja terbesar Perancis CFDT mengatakan bahwa Macron tidak boleh acuh terhadap masalah sosial pemilih. Sementara itu, serikat pekerja garis keras CGT menuntut demonstrasi pada 8 Mei untuk menandai awal kepresidenan Macron.

Adapun, serikat buruh garis keras Force Ouvriere mengatakan bahwa reformasi tenaga kerja akan dilakukan, menjadikan ujian pertama bagi Macron.

Kepala pelobi bisnis Perancis Pierre Gattaz mengatakan pada akun Twitter pribadinya bahwa dia berharap kemenangan Macron akan menandai pembaruan sejati untuk negara.

Pengurus Masjid utama Paris mengatakan bahwa terpilihnya Macron dapat memberi harapan bagi muslim Perancis untuk dapat hidup dengan harmonis, demikian yang dilansir dari Antara, Senin (8/5/2017).

Baca juga artikel terkait PEMILU PERANCIS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari