tirto.id - Fitriani sukses melewati hadangan wakil Bulgaria, Linda Zetchiri di babak satu Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 pada Senin (30/7/2018). Di babak 32 besar, Fitriani bakal menantang tunggal putri unggulan ketiga asal India, Pusarla V. Sindhu.
Sindhu yang saat ini menghuni peringkat ketiga dunia adalah peraih medali perak pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. BWF mencatat, laga di babak dua nanti akan menjadi pertemuan kelima bagi mereka.
Dari empat pertemuan sebelumnya, Fitriani selalu kalah dan hanya mampu merebut satu set. Sindhu unggul saat mereka bertemu di Syed Modi International Badminton Championships 2017, OUE Singapore Open 2017, TOTAL BWF Sudirman Cup 2017, dan E-Plus Badminton Asia Team Championships 2018.
"Bola-bola atasnya harus diwaspadai karena postur Sindhu kan tinggi. Jadi saya harus siapkan pertahanan dan mempercepat pergerakan kaki," kata Fitriani mengomentari lawannya seperti dikutip dari laman PBSI, Senin (30/7).
Tim Merah Putih sendiri di Kejuaraan Dunia 2018 hanya diperkuat dua pebulu tangkis di nomot tunggal putri. Selain Fitriani, Indonesia masih memiliki Gregoria Mariska Tunjung. Di babak satu, Gregoria berhadapan dengan Kristy Gilmour wakil Skotlandia, yang saat ini sedang berlangsung.
PBSI sendiri tak terlalu berambisi di nomor perorangan putri. Sebagaimana dikatakan Susi Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, target tim Merah Putih cuma satu gelar yakni ganda putra, kendati tidak menutup kemungkinan dari ganda putri dan ganda campuran.
"Target kami satu gelar, harapannya bisa lebih dari satu. Kami tidak memfokuskan pasti dari ganda putra, bisa dari sektor mana saja. Tapi kalau peluang memang paling besar dari ganda putra, ganda campuran juga berpeluang, begitu juga ganda putri," ujar Susi pada 25 Juli 2018.
Fitriani melaju ke babak dua Kejuaraan Dunia 2018 usai mengalahkan Linda Zetchiri, wakil Bulgaria pada Senin (30/7) di Nanjing Olympic Sports Centre, Cina. Di laga itu, Fitriani menyudahi perlawanan Linda dalam satu jam empat menit melalui pertarungan sengit tiga set (21-10, 19-21, 21-13).
Editor: Ibnu Azis
