tirto.id - Aaron Wan-Bissaka, full-back kanan Crystal Palace, kemungkinan besar akan segera bergabung dengan Manchester United dalam waktu dekat. Menurut laporan Guardian, manajemen Manchester United dan Crystal Palace dikabarkan melakukan pertemuan pada Senin (24/6/19) waktu Inggris untuk mencapai kesepakatan nilai transfer.
Dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada dua hal penting yang akan dibahas oleh kedua belah pihak.
Pertama, United diduga kuat akan menaikkan nilai transfer Bissaka, mengingat Palace hanya bersedia melepas pemain timnas U-21 Inggris dengan kisaran harga 60 juta paun. Kedua, untuk mempermudah kesepakatan, United besar kemungkinan akan menghapus atau mengurangi klausul penjualan tambahan yang menjadi bagian dari kesepakatan kepindahan Wilfried Zaha dari United ke Palace pada 2015 silam.
Sampai taraf tertentu, seandainya kesepakatan tersebut benar-benar terjadi dalam pertemuan itu, kejadian tersebut tentu bisa menjadi kabar gembira bagi Setan Merah. Lewat Bissaka, United akhirnya bisa mendapatkan pemain yang benar-benar dibutuhkan di sektor kanan pertahanan.
Namun, transfer itu ternyata juga mampu memperlihatkan kekurangan United sejauh ini: United sebetulnya bisa mengikat Wan Bissaka lebih cepat apabila manajemen mereka tidak gagap dalam mengurus jual-beli pemain.
Transfer Alot
United sudah mengincar Bissaka sejak lama. Bersama Daniel James yang berhasil didatangkan dari Swansea, ia adalah target utama Setan Merah pada bursa transfer musim panas ini.
Namun, karena tawaran yang mereka lakukan berbelit-belit, maka negosiasi berjalan alot. Palace, yang tidak mempunyai urgensi untuk menjual Bissaka, bahkan sempat dua kali melakukan penolakan.
Menurut The Times, pada awal Juni lalu, United pertama kali memberikan penawaran sebesar 40 juta paun untuk mendapatkan jasa Bissaka. Palace langsung menolaknya karena mereka menganggap nilai tersebut jauh dari harapan.
Setelah itu, United meningkatkan tawarannya menjadi 50 juta paun dengan rincian: 35 juta paun berupa uang kontan dan 15 juta paun sisanya berupa klausul tambahan yang akan dibayarkan apabila Manchester United berhasil meraih gelar Liga Champions.
Sekali lagi, Palace menolaknya. Klub asal London tersebut menganggap bahwa klausul tambahan yang ditawarkan United “tidak realistis.”
Alasan Palace masuk akal. Sebab, pasca ditinggal oleh Sir Alex Ferguson, United perlu usaha setengah mati hanya untuk lolos ke Liga Champions Eropa. Pada musim lalu mereka bahkan hanya mampu finis di peringkat keenam di Premier League. Dengan pendekatan seperti itu, bagaimana bisa mereka meraih gelar Liga Champions?
Yang menarik, seakan membenarkan tanggapan Palace tersebut, penawaran kedua United itu lantas menjadi bahan guyonan di internet.
Dalam salah satu tulisannya di HITCH, John Verral lantas merangkum respons dari warga net saat berita tentang tawaran kedua United terhadap Palace tersebut mulai menyebar. Sebagian besar tertawa, beberapa di antaranya menyalahkan kebijakan transfer Ed Woodward, wakil ketua eksekutif Manchester United.
“Apakah Anda sedang bercanda Ed Woodward?,” cuit pengguna Twitter dengan akun @CukrikCrew.
Pengguna Twitter lainnya, @FayssalKADIRII, tak mau kalah. “Saat aku bermain gim Football Manajer [untuk mendatangkan seorang pemain] aku tidak akan menambahkan klausul yang tidak realistis seperti itu.”
Tangguh Dalam Duel Satu lawan Satu
Melihat bagaimana kebutuhan United di sektor full-back kanan ditambah dengan potensi yang dimiliki oleh Bissaka, United seharusnya tidak bersikap seperti itu.
Saat ini, selepas ditinggal oleh Antonio Valencia, United praktis hanya memiliki Ashley Young dan Diogo Dalot di sektor tersebut. Untuk ukuran United yang compang-camping, dua pemain tersebut memang relatif bagus pada musim lalu, tetapi kualitas yang dimiliki oleh Bissaka jelas jauh berada di atas mereka.
Pada April 2019, Alyson Rudd dari The Times berpendapat bahwa Bissaka adalah salah satu full-back terbaik di Premier League. Ia cepat, sulit dilewati oleh lawan, dan nyaris tanpa kromponi. Meski baru menjalani debut di Premier League pada awal 2018, pemain berusia 21 tahun tersebut mampu tampil layaknya seorang veteran. Padahal, ia sedang dalam fase berkembang.
“Tidak ada yang bisa menghentikan dia untuk menjadi hebat. Dia yang kemarin atau hari ini akan membuat orang-orang mengatakan, ‘Ya, orang ini adalah sesuatu yang istimewa. Dia akan memiliki karier yang hebat.’ Dia spesial untuk para penggemar, tim, dan semua orang,” kata Mark Bright, direktur tim Crystal Palace U-23, tentang kemampuan Bissaka.
Selain melalui komentar Bright tersebut, pendapat Rudd mengenai kehebatan Bissaka juga ditandaskan oleh catatan statistik.
Dari 60 duel satu lawan satu pada musim lalu, Bissaka hanya mampu delapan kali dilewati oleh lawan, membuatnya menjadi pemain Premier League paling sulit dilewati oleh lawan. Di sisi lain, Bissaka juga merupakan pemain Premier League yang paling sering melakukan tekel tepat sasaran, yakni sebanyak 78 kali dalam 35 pertandingan.
Untuk semua itu, United jelas beruntung ketika Bissaka akhirnya tinggal selangkah lagi bergabung bersama mereka. Namun, dari kasus Bissaka tersebut, kegagapan Manchester United dalam melakukan jual-beli pemain ternyata dapat ditarik lebih jauh lagi.
Menjelang akhir musim 2018-2019, Ed Woodward berencana mempekerjakan seorang direktur sepakbola guna memperbaiki kinerja United soal jual-beli pemain. Sayangnya, sampai sekarang hal tersebut belum juga direalisasikan. Karenanya, dalam sebuah tulisannya di Guardiansoal rencana plin-plan Woodward tersebut, Jacob Steinberg pun nekat menulis judul: “Manchester United and the Mistery of the Missing Director Football.”
Editor: Abdul Aziz