Menuju konten utama

Kasus Mobil Terjun yang Terus Berulang

Kasus kecelakaan kendaraan roda empat yang terjun bebas dari gedung di Indonesia memang angkanya tak besar dibandingkan total kecelakaan kendaraan penumpang. Namun, kejadian yang terus terulang menunjukkan masih ada persoalan keselamatan berkendara di area parkir gedung bertingkat.

Sebuah mobil Honda Jazz RS bernomor polisi Z 1423 KI terjatuh dari tempat parkir lantai dua Matahari Mall menimpa mobil Inova bernomor polisi Z 10 T di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (10/2). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Salah satu adegan Fast and Furious 7 yang dirilis 2015 lalu menyuguhkan ketegangan saat beberapa mobil keluar dari lambung sebuah pesawat Hercules C-130 yang sedang mengangkasa. Mobil-mobil eksentrik itu kemudian terjun bebas hingga mendarat mulus lalu melesat di jalan raya bersama pengemudinya. Pihak pembuat film mengklaim adegan mobil terjun bebas dengan parasut benar adanya meski minus penumpang betulan.

Dalam dunia nyata, mobil yang terjun bebas dari ketinggian pastinya mimpi buruk dan kiamat bagi pengendaranya. Seperti yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (10/2/2017), ketika sebuah Honda Jazz bernomor polisi Z1423 KI terjun bebas dari lantai dua halaman parkir Matahari Mall, dan menimpa sebuah MPV Z 10 T berplat merah. Bagian depan Honda Jazz menghujam atap Innova. Untungnya seorang penumpang dan pengemudi yang mengaku baru menguasai menyetir itu dalam kondisi selamat.

Selama satu dekade terakhir, kejadian serupa terjadi di Indonesia, tercatat ada 10 kasus, umumnya menyebabkan kematian. Masih ingat dengan tragedi ITC Permata Hijau pada Mei 2007 lalu? Satu keluarga tewas, saat mobil Honda Jazz yang mereka tumpangi terjatuh dari area parkir di lantai 6.

Insiden mobil terjun bebas dan merenggut nyawa juga terjadi di banyak negara, persis di penghujung tahun lalu, tiga orang tewas seketika saat mobil mereka remuk setelah jatuh dari parkiran lantai lima di sebuah gedung tinggi di selatan Tokyo. Peristiwa ini hanya berselang dua hari sesudah kejadian serupa terjadi yang merenggut satu nyawa di wilayah Ajman, Uni Emirat Arab.

Kecelakaan yang melibatkan mobil terjun dari gedung berakhir dengan korban luka hingga hilangnya nyawa. Faktor titik ketinggian, fitur keselamatan kendaraan, hingga posisi jatuh mobil-mobil bisa menentukan fatal atau tidaknya terhadap pengendara.

src="//mmc.tirto.id/image/2017/02/13/InfografikKecelakanMobilJatuhDariGedung_ratio-9x16.jpg" width="860" alt="Infografik Kecelakann Mobil Jatuh Dari Gedung" /

Pengendara dan Gedung

Kecelakaan mobil terjun bebas dari gedung bertingkat memang jumlahnya tak sebanyak dari total kecelakaan yang melibatkan mobil penumpang. Menurut data kementerian Perhubungan (Kemenhub), rata-rata kecelakaan mobil berpenumpang mencapai 18.700 kasus dalam kurun waktu 2010-2014.

Pegiat keselamatan bekendara Edo Rusyanto yang juga mantan Ketua Umum Road Safety Association Indonesia 2012-2014 mengatakan kejadian-kejadian mobil terjun bebas dari gedung selama ini melibatkan mobil yang beragam dari mobil jenis manual maupun matik. Selain mobil angkutan barang, jenis terbanyak yang mengalami kejadian nahas adalah mobil angkutan orang. Dalam beberapa kasus, tipe kendaraan transmisi otomatis atau matik sering dianggap jadi biang keladi beberapa insiden nahas ini. Namun, bila merunut akar masalahnya justru peran dari pengendara sangat menentukan.

“Kasus itu mayoritas persoalan bertumpu pada manusia atau pengendaranya, khususnya terkait keterampilan mengemudi,” kata Edo kepada Tirto.

Dipacak dari Road Safety Association, Korlantas Polri mencatat sekitar 50 persen kecelakaan lalu lintas dipicu oleh unsur lengah saat berkendara dari total 50 persen kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor manusia.

Distracted driving terjadi karena konsentrasi pengendara terpecah akibat melakukan aktivitas lain selain berkendara,” ujar Ketua Umum RSA Indonesia Ivan Virnanda.

Edo Rusyanto yang kini menjadi koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) menggarisbawahi persoalan pengendara hanya satu sisi saja. Selebihnya ada kontribusi kondisi gedung atau pagar pembatas lahan parkir. Dalam beberapa kasus, pagar pembatas parkir tak kuat menahan benturan dari pengemudi yang kehilangan kontrol terhadap kendaraannya.

“Pengelola gedung tampaknya perlu perhatian tersendiri, khususnya terkait kekuatan beton atau pembatas area parkir. Kualitasnya mesti ditingkatkan agar tidak terulang,” katanya.

Banyak pembelajaran yang semestinya dipetik dari pelbagai peristiwa insiden mobil nahas yang terjun dari ketinggian. Insiden-insiden mobil yang terjun bebas dari lahan parkir di gedung bertingkat menunjukkan kecelakaan bisa mengintai di mana saja, kapan saja, dan siapa saja.

Keselamatan berkendara tak hanya di jalan tapi juga di gedung!

Baca juga artikel terkait MOBIL atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Otomotif
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti