Menuju konten utama

Kasus Delta Tertinggi, Dinkes Jakarta Antisipasi dengan Perkuat 3T

Dinkes DKI merespons laporan Kemenkes yang menyatakan Jakarta termasuk provinsi dengan varian Delta tertinggi.

Kasus Delta Tertinggi, Dinkes Jakarta Antisipasi dengan Perkuat 3T
Petugas memanggil warga untuk menjalani tes usap PCR di kawasan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (19/8/2021). ANTARA FOTO/Fauzan.

tirto.id -

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI merespons laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan DKI Jakarta termasuk provinsi dengan varian Delta tertinggi yaitu sebanyak 825 kasus.
Angka tersebut diketahui dari data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes yang mengeluarkan laporan terbaru penyebaran varian COVID-19 pada 13 September 2021. Berdasarkan data per 11 September 2021, total ada 2.471 varian Delta yang ditemukan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI, Dwi Oktavia mengatakan pihaknya akan memperkuat 3T (testing, tracing, dan treatment) untuk mengantisipasi lonjakan kasus varian Delta.
Caranya, yaitu mendorong rumah sakit dan puskesmas yang mendapati pasien konfirmasi COVID-19 yang sesuai kriteria varian Delta menindaklanjuti pengiriman sampel ke laboratorium rujukan pemeriksaan Whole Genome Squencing (WGS).
"Antisipasi untuk mencegah lonjakan kasus dilakukan dengan menguatkan 3T termasuk aktif mengirim sampel untuk pemeriksaan WGS," kata Dwi kepada Tirto, Selasa (14/9/2021).
Sampai dengan 12 September 2021, Dinkes DKI Jakarta sudah mengirimkan 2.091 sampel pasien untuk dilakukan WGS. Hal ini penting dilakukan agar Pemprov DKI memiliki peta jenis varian virus yang beredar di ibu kota. Sehingga bisa cepat mengetahui jika ada varian baru yang beredar di DKI Jakarta dan dapat membuat antisipasi yang dibutuhkan.
Kriteria pasien konfirmasi COVID-19 yang dilakukan pemeriksaan WGS: klaster komunitas luas, kasus anak, pasien dengan kondisi imunosupresi, riwayat dari luar negeri, post-vaksin, dan infeksi COVID-19 berulang.
Dwi menjelaskan untuk kapasitas testing akan terus dipertahankan agar testing rate terjaga tinggi dan diutamakan pada orang yang mempunyai gejala dan kontak erat dari kasus konfirmasi.
Untuk tracing, diupayakan agar ratio kontak erat kasus konfirmasi dapat ditingkatkan. "Untuk kapasitas layanan kesehatan juga dijaga keseimbangan antara ketersediaan tempat tidur dengan kebutuhan pasien COVID-19," tuturnya.
Penanganan pasien konfirmasi COVID-19, terutama terhadap varian Delta adalah sama dengan prinsip bahwa setiap kasus terkonfirmasi harus menjalani isolasi dengan baik untuk memutus rantai penularan. Mengingat, varian delta mempunyai karakteristik lebih mudah menular.
"Pasien dapat menjalani isolasi baik di tempat isolasi maupun di rumah sakit sesuai berat atau ringan kondisi pasien. Sedangkan untuk pengobatan, diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait VARIAN DELTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri