Menuju konten utama

Kasus COVID-19 di Kota Lain Juga Naik, RSUD Kudus Kewalahan

Dirut RSUD Kudus Abdul Azis Achyar hanya bisa maklum bila daerah lain menolak rujukan pasien COVID-19 dari Kudus.

Kasus COVID-19 di Kota Lain Juga Naik, RSUD Kudus Kewalahan
Anggota TNI dan Satgas COVID-19 mengikuti apel dalam rangka penanganan COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (4/6/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.

tirto.id - Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, penuh dengan pasien COVID-19 akibat adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di sana. Pihak RSUD Loekmono Hadi juga kesulitan untuk merujuk pasien, lantaran kondisi keterisian ruangan pasien COVID-19 di rumah sakit yang ada di luar kota Kudus juga penuh.

“Lima hari yang lalu memang kami dibantu dari Rumah Sakit luar daerah kirim ambulans dan pada waktu itu 8 orang [bisa dirujuk]. Tapi kondisinya [sekarang] di sana juga penuh. Ketika kami telpon untuk bisa membantu, mereka juga penuh,” kata Dirut RSUD Kudus Abdul Azis Achyar kepada reporter Tirto melalui sambungan telpon, Rabu (9/6/2021).

Daerah-daerah sekitar yang juga sudah mulai penuh adalah Kabupaten Demak, Pati, Jepara, Sragen, dan Grobogan. Termasuk Kota Semarang, kata Azis juga sudah mulai kewalahan menerima rujukan pasien COVID-19.

“Kondisinya semacam itu [merujuk sudah sulit],” kata Azis.

Sejumlah daerah sekitar yang mulai mengalami lonjakan kasus pun menurut Azis memang lebih memprioritaskan untuk menangani warganya. Azis pun hanya bisa maklum dan menilai hal itu wajar demi memperkuat sistem kesehatan di internal daerah.

Kebijakan untuk merujuk pasien COVID-19 di Kudus ke daerah lain, merupakan arahan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Tujuannya agar antrian pasien COVID-19 di Kudus bisa diurai.

Namun, pada kenyataannya untuk merujuk ke Semarang pun mulai sulit karena di sana kasus COVID-19 juga ikut melonjak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam kepada Tirto, Selasa (8/6/2021) bilang kasus positif COVID-19 terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Update kasus aktif sampai dengan hari ini mencapai 562 warga Kota Semarang dan 444 warga luar Semarang.

"Pertambahan kasus dari luar Semarang juga cukup tinggi salah satunya dari Kudus. Update per tanggal 7 Juni 2021 kemarin tercacat 110 pasien dari Kudus kami rawat di Semarang dan tersebar di beberapa RS seperti RSWN, Kariadi serta RST," kata Hakam melalui sambungan telpon.

Meningkatnya kasus di Semarang ditambah lagi dengan masuknya rujukan pasien COVID-19 dari sejumlah daerah sekitar membuat kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 makin sesak.

"BOR tempat tidur kita sampai dengan kemarin Senin (7/6/2021) sudah mencapai 77%. Ini juga jadi pertimbangan kita untuk mulai membatasi pasien dari luar," kata Hakam.

Namun demikian Hakam bilang meski sudah hampir penuh, arahan dari Wali Kota Semarang agar tetap bisa membantu warga daerah lain yang membutuhkan perawatan dengan alasan kemanusiaan.

"Dinkes juga akan mengupayakan agar bisa tertangani semua dengan tetap mengutamakan penanganan warga kita terlebih dahulu," kata Hakam.

Satgas Penanganan COVID-19 menyebut lonjakan kasus Corona di Kudus, Jawa Tengah terjadi akibat kegiatan wisata religi atau ziarah dan tradisi Kupatan. Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil kunjungan Satgas Penanganan COVID-19 ke Kudus pada Rabu (2/6/2021).

"Dari kunjungan tersebut didapatkan keadaan ini terjadi sebagai dampak dari adanya kegiatan wisata religi berupa ziarah serta tradisi kupatan yang dilakukan oleh warga Kudus 7 hari pasca lebaran. Hal ini memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan dari Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (4/6/2021).

Situasi lonjakan kasus diperparah dengan sekitar 189 tenaga kesehatan terpapar COVID-19. Kemudian, mereka juga menemukan indikasi rumah sakit belum menerapkan sistem zonasi secara ketat sehingga kasus meningkat.

Baca juga artikel terkait COVID-19 DI KUDUS atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto