tirto.id - Kapan hari terakhir Ramadhan 2024 untuk kalangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)? Apakah puasa NU tahun ini akan genap 30 hari, ataukah hanya 29 hari? Apakah Idul Fitri NU dan Muhammadiyah akan serentak pada Rabu, 10 April 2024?
Mengetahui kapan puasa terakhir Ramadhan 2024 penting bagi umat Islam untuk memahami kapan pula shalat tarawih pemungkas pada bulan suci ini. Tarawih terakhir berlangsung pada malam sebelum hari pemungkas Ramadhan. Pasalnya, dalam penghitungan hari di kalender Hijriah, awal hari dimulai sejak matahari terbenam pada hari sebelumnya, bukan pukul 00.00 seperti kalender Masehi.
Kapan Hari Terakhir Ramadhan 2024 Muhammadiyah dan NU?
Dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah, ditetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal untuk menentukan kapan bulan baru. Dengan metode tersebut, diketahui bahwa ijtimak bulan Syawal terjadi pada Selasa, 9 April 2024 atau 30 Ramadhan 1445 H.
Tinggi bulan saat matahari terbenam pada Selasa (9/4) di Yogyakarta adalah +06° 08` 28″ sehingga hilal sudah wujud. Di seluruh wilayah Indonesia, pada saat matahari terbenam hari tersebut, bulan berada di atas ufuk. Dengan demikian, 3 kriteria bulan baru metode hisab hakiki wujudul hilal sudah terpenuhi.
Mengacu Maklumat PP Muhammadiyah di atas, puasa terakhir kalangan tersebut akan berlangsung pada Selasa, 9 April 2024 yang bertepatan dengan 30 Ramadhan 1444 H. Dengan demikian, tarawih terakhir akan digelar pada Senin, 8 April 2024 menjelang hari ke-30 bulan puasa.
NU memang memulai puasa sehari lebih belakangan daripada Muhammadiyah, yaitu pada Selasa, 12 Maret 2024. Namun, kemungkinan Idul Fitri NU akan sama dengan Muhammadiyah, yaitu pada Rabu, 10 April. Ini terjadi karena jika menilik data hisab berbagai lembaga, syarat bulan baru menurut kriteria MABIMS yang dianut NU dan Kemenag, sudah terpenuhi pada Selasa (4/9).
Dalam kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), standar terjadinya bulan baru adalah ketika tinggi bulan sudah mencapai minimal 3 derajat, dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat. Kriteria 3-6,4 ini adalah batas agar hilal dapat terpantau dalam aktivitas rukyatul hilal, baik melalui mata telanjang maupun dengan alat bantu pemantauan.
Pada Selasa (9/4), data hisab menunjukkan bahwa tingi bulan di berbagai wilayah Indonesia sudah cukup tinggi, yakni lebih dari 6 derajat. Demikian pula, elongasi sudah mencapai 8 derajat. Ini membuat rukyatul hilal pada tanggal tersebut semestinya mendapati penampakan bulan.
"Saat sidang isbat tanggal 9 April 2024 akan diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nanti Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024," papar peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Dapat disimpulkan, meskipun awal puasa Ramadhan tahun ini berbeda, pada ujungnya, shalat tarawih terakhir, hari terakhir puasa, dan Idul Fitri 2024 berlangsung serentak pada Rabu, 10 April 2024. Ini berlaku untuk kalangan Muhammadiyah, NU, juga yang menunggu hasil sidang isbat Kemenag Ri pada Selasa (9/4) mendatang.
Editor: Iswara N Raditya