Menuju konten utama

Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025: Siapa yang Menetapkan?

Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025 diperingati setiap tahun? Siapa yang menetapkan Hari Bahasa Ibu Internasional?

Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025: Siapa yang Menetapkan?
Sejumlah siswa SLTA menari di atas panggung pada Lomba Menari Jawa Kreasi di Kampus Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/2). Lomba yang diikuti sebanyak 19 tim tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional dengan tema "Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai Aset Bangsa". ANTARA FOTO/R Rekotomo/aww/17.

tirto.id - Hari Bahasa Ibu Internasional atau International Mother Language Day diperingatisetiap tahun. Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025 dan siapa yang menetapkannya?

Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai sejak kecil dan bukan bahasa yang baru dipelajari di sekolah atau saat sudah dewasa. Biasanya, bahasa ibu diperoleh secara alami melalui interaksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan terdapat 8.324 bahasa di dunia yang mencakup bahasa lisan dan isyarat.

Dari jumlah angka tersebut, sekitar 7.000 bahasa masih digunakan hingga saat ini. Namun demikian, sekitar 40% populasi dunia tidak mendapatkan pendidikan sesuai bahasa yang digunakan atau pahami.

Akibatnya adalah keberagaman bahasa semakin terancam. Hal ini bisa saja terjadi karena banyak bahasa yang punah dengan cepat seiring perubahan dunia yang pesat.

Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025?

Kapan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025? Hari Bahasa Ibu Internasional 2025 nantinya bertepatan dengan hari Jumat, 21 Maret 2025.

Tema peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025 adalah Silver Jubilee Celebration of International Mother Language Day. Artinya "Perayaan Ulang Tahun Perak Hari Bahasa Ibu Internasional."

Peringatan tahun 2025 menjadi spesial karena menandai 25 tahun sejak Hari Bahasa Ibu Internasional pertama kali dirayakan di berbagai belahan dunia pada tahun 2000.

Sebagai bagian dari warisan budaya, bahasa memiliki peran penting. Keberlangsungannya harus dijaga. Oleh karena itu, peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional bertujuan melestarikan keberagaman bahasa serta mencegah kepunahan.

Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025 juga menjadi momentum penting untuk mendorong penggunaan bahasa ibu dalam pendidikan, terutama selama tahap awal.

Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa berperan meneruskan budaya serta menjaga pengetahuan dan tradisi agar tetap lestari dari generasi ke generasi.

PERINGATAN HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL

Dua siswa SLTA menari di atas panggung pada Lomba Menari Jawa Kreasi di Kampus Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (21/2). Lomba yang diikuti sebanyak 19 tim tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional dengan tema 'Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai Aset Bangsa'. ANTARA FOTO/R Rekotomo/aww/17.

Kisah Penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional dan Sejarah Singkat

Hari Bahasa Ibu Internasional ditetapkan oleh UNESCO pada 17 November 1999 dan pertama kali diperingati pada 21 Februari 2000. Asal-usul peringatan bermula dari konflik bahasa antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) yang terjadi pada 21 Februari 1952.

Saat itu, pemerintah Pakistan Barat menetapkan Urdu sebagai satu-satunya bahasa nasional. Padahal, mayoritas penduduk Pakistan Timur menggunakan bahasa Bangla.

Tak ayal, hal ini memicu protes besar-besaran dari mahasiswa Universitas Dhaka dan para aktivis. Kemudian berujung tindakan represif pemerintah. Polisi menembaki demonstran. Empat mahasiswa tewas saat memperjuangkan hak menggunakan bahasa ibu.

Perjuangan akhirnya membuahkan hasil. Bahasa Bangla diakui sebagai bahasa resmi Pakistan pada 1956. Konflik berkepanjangan membuat Pakistan Timur memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaan sebagai Bangladesh pada 1971.

Bertahun-tahun kemudian, Rafiqul Islam, seorang warga Bangladesh, mengajukan permohonan kepada PBB pada 9 Januari 1998. Ia berharap dapat mengambil langkah dalam melindungi bahasa ibu di seluruh dunia.

Permintaan ini kemudian ditindaklanjuti UNESCO. Lembaga PBB itu lantas menetapkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Baca juga artikel terkait HARI PENTING atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus