tirto.id -
Indonesia memiliki kampung nelayan berbasis digital untuk pertama kalinya. Kampung yang dioperasikan di Pelabuhan Perikanan Donggala, sekitar 35 kilometer utara Kota Palu tersebut disahkan pengoperasiannya oleh General Manager PT. Telkom Indonesia, Tbk Wilayah Sulawesi Tengah Marnoto dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo pada Selasa, (29/3/2016).
Untuk memulai pengoperasian proyek ini, PT. Telkom Indonesia menyerahkan satu unit komputer yang dilengkapi dengan kemampuan internet yang digunakan oleh pengelola pelabuhan agar dapat mengedukasi para nelayan dalam menggunakan perangkat dan sistem teknologi informasi yang tersedia bagi nelayan.
Di lokasi pelabuhan ini, PT. Telkom Indonesia telah membangun perangkat telekomunikasi dan informasi yang akan meningkatkan kecepatan layanan internet serta menyediakan sistem monitoring kapal-kapal nelayan yang disebut Automatic Identification System (AIS).
Menurut Marnoto, AIS memiliki fungsi yang strategis bagi nelayan baik dalam bidang produksi maupun bisnis. Di bidang produksi, AIS dapat membantu pemilik kapal untuk menawarkan hasil produksinya saat kapal masih melaut sehingga sebelum kapal merapat di dermaga, hasil produksi sudah ditetapkan pembeli.
Hal ini bisa direalisasikan, karena AIS dapat memantau operasional kapal-kapal yang sedang menangkap ikan, khususnya kapal-kapal ukuran menengah dan kecil.
“Berapa jumlah ikan yang sudah ditangkap, apa jenisnya dan kapan kapal itu merapat di pelabuhan,” ungkap Marnoto.
Sedangkan di bidang bisnis, teknologi AIS memberikan fasilitas kepada para nelayan untuk menjual hasil tangkapannya lewat jejaring internet.
"Ini tentu akan memperluas pasar bagi para nelayan," ujar Marnoto.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo menyampaikan apresiasinya kepada PT. Telkom Indonesia.
"Kampung digital nelayan ini akan mengedukasi nelayan untuk berproduksi dan berbisnis secara profesional, sehingga daya saing nelayan akan lebih tinggi," ujarnya. (ANT)