tirto.id - Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, seorang pemimpin jangan terlalu sering meminta maaf. Apabila seorang pemimpin itu sering meminta maaf, maka pemimpin itu tidak berhati-hati dalam melontarkan ucapannya.
Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla untuk menanggapi permintaan maaf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amin yang diunggah melalui rekaman video.
"Karena terlalu sering minta maaf berarti membuat kesalahan. Kenapa pemimpin membuat kesalahan yang sama? Berarti dia tidak hati-hati," ujar Kalla, di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (3/2/2017).
Meski demikian, Wapres tetap meminta masyarakat sendiri yang menilai permintaan maaf seperti yang dilakukan salah seorang kandidat calon gubernur itu.
"Pejabat publik ya, minta maaf ke publik ya mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berarti hati-hatilah," katanya.
Untuk diketahui, beberapa hari lalu, terdakwa kasus penodaan agama yang juga kandidat calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menyiarkan rekaman video ke media sosial berisikan permintaan maaf kepada Rais Aam PB Nahdlatul Ulama yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amin.
Dalam video yang berdurasi sekitar tiga menit 38 detik, Ahok meminta maaf kepada Kiai Ma'ruf jika dalam persidangan ada pernyataan terkesan memojokkan.
Saat persidangan, pertanyaan yang diajukan Ahok ke Kiai Ma'ruf dinilai tendensius, terutama saat menanyakan kedekatan ulama tersebut dengan Presiden keenam, Susilo Yudhoyono.
Sebelumnya, pada 10 Oktober 2016, Ahok juga meminta maaf kepada umat Islam soal dugaan penodaan agama terkait dengan surat Al Maidah 51.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto