Menuju konten utama

Jurus Go-Jek yang Jadi Pembeda dengan Kompetitor

Setelah sah menjadi unicorn, Gojek kini mengakuisisi PonselPay, sebuah layanan uang elektronik (e-money) milik MVComerce. Apa manfaat akuisisi ini bagi perkembangan bisnis Go-Jek?

Jurus Go-Jek yang Jadi Pembeda dengan Kompetitor
Pengemudi ojek berbasis aplikasi online "gojek" . TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Go-Jek sebagai sebuah perusahaan sudah berdiri sejak 2010. Namun, hingga akhir 2013, ketika Moyang Kasih Dewimerdeka hijrah ke Jakarta nama Go-Jek belum didengarnya.

Mei 2014, Moyang mulai bekerja sebagai wartawan di salah satu media di Jakarta. Sebagai seorang wartawan, Moyang butuh mobilitas. Ia tak punya kendaraan pribadi, maka hanya bisa mengandalkan transportasi umum yang ada di Jakarta, mulai dari angkot, Metromini, Kopaja, TransJakarta, hingga KRL.

Namun, tak semua tujuan Moyang bisa diakses oleh angkutan umum sekali jalan. Seringkali dia harus menggunakan dua atau lebih angkutan untuk satu tujuan. Jika terpaksa, Moyang akan menggunakan jasa ojek konvensional. Tetapi jarang sekali, karena tarifnya yang mahal, terlebih untuk jarak yang jauh.

Sekitar tiga bulan menjadi wartawan, nama Go-Jek sayup-sayup terdengar oleh Moyang. Tetapi, belum ada keinginan untuk mengunduh aplikasi dan menggunakan jasa ojek online itu. “Waktu pertama tahu, belum langsung download, karena dengar-dengar tarifnya masih mahal, minimal Rp25 ribuan,” tuturnya kepada Tirto.id, Senin (31/10).

Moyang tak benar-benar ingat kapan ia pertama kali mengunduh aplikasi Go-Jek. “Kalau enggak salah, sekitar akhir 2014,” katanya.

Waktu itu, Go-Jek hanya menawarkan jasa ojek online. Yang menjadi pembeda antara Go-Jek dengan ojek konvensional adalah tarif yang dihitung sesuai jarak tempuh, pengemudi yang langsung menjemput ke rumah penumpang, dan layanan tambahan berupa masker dan penutup kepala.

Tak hanya antar jemput penumpang, Go-Jek juga menyediakan jasa kurir yang mengantarkan barang di wilayah Jabodetabek. Ada pula layanan Go-Food, dan Go-Mart, yakni jasa belanja kebutuhan sehari-hari.

Saat Grab yang mulanya hadir dengan layanan taksi online lalu ekspansi juga ke ojek online, dua perusahaan ini perang harga. Grab datang dengan harga promosi supermurah, Rp5.000 ke semua tujuan di Jakarta. Penumpang hanya membayar Rp5.000 saja, kekurangan pembayaran, dibayarkan oleh pihak Grab kepada mitra pengemudinya.

Saat itu, Go-Jek pun terpaksa menurunkan tarifnya, sebab jika tidak, akan ditinggalkan. Go-Jek "membakar" uang demi meningkatkan jumlah pengguna.

Tak butuh waktu lama bagi Go-Jek untuk terus melakukan ekspansi. Dia meluncurkan berbagai pilihan jasa. Saat ini tercatat ada 13 jasa yang bisa dipesan lewat aplikasi Go-Jek. Dua yang terakhir adalah Go-Med, penyedia jasa pembelian obat dan Go-Oto yang memberikan jasa perawatan kendaraan di rumah.

Para pengguna Go-Jek juga tak harus membayar tunai dan disibukkan dengan perkara uang kembalian yang terkadang tidak ada. Sebab sudah sudah ada fitur Go-Pay yang diluncurkan sejak akhir tahun lalu. Peluncuran fitur ini dibarengi dengan promo potongan harga jika membayar dengan Go-Pay. Moyang, sebagai pengguna pun tergiur, yang dulu membayar tunai, kini Moyang tergiur untuk membayar dengan Go-Pay. Tak hanya praktis, Go-Pay juga membuat Moyang mendapat potongan harga hingga 50 persen saat kali pertama layanan ini diluncurkan.

Agustus lalu, Gojek telah sah menjadi unicorn pertama di Indonesia setelah mendapat suntikan dana $550 juta atau setara Rp7,2 triliun. Saat mendapatkan tambahan dana tersebut, perusahaan besutan Nadiem Makarim ini sudah mengatakan akan memperkuat fitur Go-Pay, yakni pembayaran online tanpa kartu kredit. Go-Jek dicita-citakan menjadi one-stop service application, jadi penggunanya bisa memesan berbagai jenis jasa hanya dari satu aplikasi.

Infografik Gojek Akuisisi Ponselplay

Tahun ini, Go-Jek mengakuisisi dua start-up asal India, C42 Engineering dan CodeIgnition. Seluruh tim awal yang membangun ide dua perusahaan itu kini bergabung dalam jajaran petinggi Go-Jek.

Kabar paling baru adalah Go-Jek mengakuisisi PonselPay milik PT MVCommerce. PonselPay adalah Layanan uang elektronik (e-money) yang memudahkan pengguna dalam menerima bank transfer seperti pembelian, jasa, pinjaman, dan lain sebaganya. Segala transaksi itu bisa dilakukan tanpa harus membuka rekening di bank.

Dalam menjalankan sistemnya, PonselPay menggunakan perusahaan telekomunikasi sebagai perantara untuk melakukan pembayaran. Platform ini bersifat terbuka dan dapat digunakan oleh semua orang yang memiliki ponsel. Ia akan mendorong terciptanya inklusi keuangan.

Meski belum banyak yang mengenal nama PonselPay, namun ia memiliki lisensi e-money yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Jadi jelas sekali bahwa akuisisi PonselPay ini akan mendukung fitur Go-Pay. Jika fitur Go-Pay memiliki lisensi e-money, ia bisa digunakan untuk transaksi-transaksi lain di luar jasa-jasa yang disediakan Go-Jek.

Kelak, fungsi Go-Pay akan seperti flazz BCA, Mandiri e-money, Brizzi, dan jenis-jenis uang elektronik lainnya yang dikeluarkan bank. Atau ia akan seperti T-Cash yang dikeluarkan Telkomsel. Para pengguna Go-Jek bisa membeli barang di supermarket dengan Go-Pay. Konsumen Go-Jek seperti Moyang bakal makin dimanjakan oleh layanan Go-Pay.

Pastinya ini akan menjadi pembeda Go-Jek dengan para kompetitornya, bagaimana Go-Jek bisa memberikan layanan one stop solution kepada para pelanggan. Dan langkah besar itu telah dimulai saat Go-Jek mengakuisisi PonselPay.

Baca juga artikel terkait GOJEK atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Teknologi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra