tirto.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah evaluasi yang berkaitan dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ia menyampaikan hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam rapat terbatas terkait evaluasi bersama jajarannya melalui konferensi video di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 6 September 2021.
Pertama, Presiden meminta kepada jajarannya untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat terkait pandemi COVID-19 untuk menghindari adanya euforia yang berlebihan. Ia menekankan, virus ini bisa dikendalikan, namun tidak mungkin hilang sepenuhnya.
“Masyarakat harus sadar bahwa COVID-19 selalu mengintip. Varian delta selalu mengintip kita. Begitu lengah, bisa naik lagi,” ucap Presiden, seperti dikutip laman covid19.go.id.
Selain itu, Kepala Negara juga melihat bahwa kasus harian COVID-19 selama tiga hari kemarin mengalami penurunan. Tak hanya kasus harian, angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) secara nasional juga turun ke angka 20 persen.
Meski demikian, Presiden meminta jajarannya untuk tetap melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait perkembangan kasus COVID-19 di daerah. Hal tersebut penting dilakukan agar kasus COVID-19 dapat segera ditangani dan penyebaran kasus dapat terus ditekan.
“Ini kalau kita terus lakukan pekerjaan-pekerjaan kita secara konsisten, saya yakin insyaallah di akhir September kita sudah akan berada di angka di bawah 100 ribu (kasus),” lanjutnya.
Sedangkan terkait dengan varian baru, varian Mu, Presiden mengimbau para menteri terkait, khususnya Menteri Perhubungan untuk memperhatikan secara detail dan terus waspada terhadap varian tersebut.
“Jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan,” tandasnya.
Jangan Lengah Meski Kasus COVID-19 Menurun
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menghadapi pandemi COVID-19, meski terjadi tren penurunan kasus COVID-19.
“Menurunnya kasus yang ada di tempat kita bukan membuat kita menjadi terlena, seperti pesan Bapak Presiden, akan tetapi inilah saatnya kita melakukan penguatan terhadap ketahanan medis. Ketahanan medis itu dipentingkan karena beberapa kasus itu terjadi juga peningkatan di beberapa tempat,” ujar Wamenkes.
Dante mengungkapkan, saat ini positivity rate secara nasional semakin menurun dan mendekati 6,97 persen. Oleh sebab itu, jumlah penelusuran atau tracing yang sekarang sudah mencapai 7,98 persen harus ditingkatkan kembali dan diharapkan dapat mencapai rasio 10 kontak erat per kasus konfirmasi.
“Untuk daerah-daerah yang tinggi ini diharapkan untuk melakukan kegiatan tracing lebih optimal ketika kasusnya sudah mulai ringan seperti sekarang ini, sehingga kita menghindari dari lonjakan kasus berikutnya yang mungkin sekali lebih berat,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wamenkes juga mengingatkan mengenai potensi peningkatan kasus COVID-19 seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Oleh karena itu, ujar Dante, implementasi PPKM Level 1-4 harus tetap dilakukan. Begitu juga dengan penerapan protokol kesehatan yang didukung oleh aplikasi PeduliLindungi.
“Kita sudah mempunyai PeduliLindungi. Dengan PeduliLindungi ini, masyarakat dipantau, kemudian dimitigasi, serta dievaluasi status mobilisasinya,” terangnya.
Editor: Addi M Idhom