Menuju konten utama

Jokowi Minta Pengawasan Proyek Infrastruktur Diperketat

Insiden ambruknya cetakan konstruksi beton pada tiang pancang proyek Becakayu menyebabkan 7 orang terluka. Insiden ini menjadikan total kecelakaan konstruksi sejak enam bulan terakhir berjumlah 14 kali.

Jokowi Minta Pengawasan Proyek Infrastruktur Diperketat
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan tiga proyek strategis nasional di Desa Raknamo, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (9/1/2018). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperketat pengawasan pengerjaan proyek infrastruktur. Permintaan Jokowi merespons ambruknya cetakan konstruksi beton (bekisting) tiang pancang proyek Tol-Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Kebon Nanas, Jakarta Timur yang menyebabkan 7 orang luka pagi tadi.

"Pagi tadi saya sudah sampaikan ke Menteri PU, pengawasannya agar diperketat," kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Selasa (20/2) seperti dilansir Antara.

Kementrian PUPR mulai hari ini memoratorium atau menghentikan sementara semua pengerjaan proyek "elevated" seperti jalan layang. Moratorium dilakukan sembari meminta kontraktor pelaksana dan pemilik pekerjaan mengajukan kembali metode kerjanya dan pengawasan prosedur.

"Pengawasan terhadap infrastruktur, terutama yang konstruksinya di atas memerlukan pengawasan yang lebih ketat karena pembangunan kita ini kan tidak hanya di satu tempat, di banyak sekali tempat. Ada yang 'flyover', LRT (light rapid transportation), jalan tol layang, sehingga memerlukan pengawasan-pengawasan rutin dan ketat," tambah Presiden.

Presiden berharap agar dengan adanya perbaikan pengawasan maka kesalahan-kesalahan pekerjaan konstruksi dapat dihindari.

"Baik kelalaian, kesalahan dalam mendirikan komponen-komponen yang mendukung konstruksi-konstruksi benar-benar terawasi satu per satu. Ini pekerjaan detail tidak mungkin diawasi sambil lalu," ujar Presiden.

Presiden pun menegaskan pentingnya penerapan "management control" yang detail untuk dapat mengawasi pekerjaan-pekerjaan konstruksi itu.

"Ini keputusan di Kementerian PU untuk evaluasi total karena pekerjaannya banyak sekali, ada yang jadinya 2023, 2020, ada yang untuk mengejar Asian Games, tapi apapun yang pekerjaan yang dikerjakan normal atau yang cepat semuanya butuh 'management control' yang detail," jelas Presiden.

Insiden ambruknya cetakan konstruksi beton pada tiang pancang proyek Becakayu menyebabkan 7 orang terluka pada Selasa (20/2) pagi. Insiden ini menjadikan total kecelakaan konstruksi sejak 6 bulan terakhir berjumlah14.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk, selaku pemegang proyek Becakayu menyampaikan permohonan maaf dan rasa empati kepada korban beserta keluarga. Dalam keterangannya Waskita menyata kecelakaan terjadi pada pukul 03.00 WIB saat dilakukan pengecoran beton pier head dan bekisting merosot sehingga jatuh.

Waskita telah berkoordinasi dengan aparat dan pihak berwajib untuk menangani masalah ini. Saat ini pun sedang dilakukan investigasi secara internal maupun oleh pihak kepolisian untuk menghimpun data dan informasi mengenai peristiwa tersebut dan diharapkan hasilnya sdh keluar dlm waktu 1x24 jam.

"Dapat kami sampaikan, Proyek Jalan Tol Becakayu dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai tahun 2014 dengan panjang ruas 11 km," kata Dono Parwoto, Kepala Divisi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Waskita telah melakukan evakuasi terhadap 7 korban luka dan sudah dilakukan pengananan di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia.

“Pihak manajemen sangat menyesal atas kejadian ini dan untuk penanganan terhadap korban telah dilakukan,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait PROYEK INFRASTRUKTUR atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar