tirto.id - Presiden Joko Widodo berharap investor yang terlibat dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dapat segera menyelesaikan proyek infrastruktur tersebut sesuai jadwal, seiring dengan pemerintah telah berhasil menyelesaikan permasalahan pendanaan.
"Ini pesan bahwa pemerintah Indonesia bisa menyelesaikan masalah. Tapi gantian, pemerintah sekarang sudah menyelesaikan masalah itu, investor juga agar proyek ini jangan mundur,” kata Jokowi saat menyaksikan penandatanganan enam proyek infrastruktur strategis dan prioritas nasional dengan Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di Istana Presiden, Jakarta, pada Kamis (09/06/2016)
Seperti dikutip dari Menkeu.go.id, Jumat (10/6/2016) proyek kelistrikan ini amat penting dan menjadi salah satu perhatian Presiden Jokowi karena terkait dengan kebutuhan energi yang terus meningkat.
"Kita tahu kalau ini tidak dimulai, saya sudah bayangkan 2019 itu byar pet-nya akan tambah meluas. Karena kebutuhan listrik tiap tahun bertambah," katanya.
Jokowi berharap proyek ini dapat menjadi bukti kepada masyarakat bahwa pemerintah tengah berupaya meningkatkan fasilitas infrastruktur.
"Jangan dipandang enteng kalau listrik kurang atau byar pet, anak-anak belajar juga jadi tidak termotivasi," tambahnya.
PLTU Batang merupakan proyek listrik KPBU terbesar di Asia dengan teknologi ultra super critical dengan kapasitas 2x1.000 megawatt (MW).
Proyek PLTU Batang mendapatkan tambahan dana dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa sindikasi perbankan komersial internasional, kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku Badan Usaha.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara