tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justrin Trundeau di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/9/2023). Dalam pertemuan tersebut Jokowi mendorong pension fund untuk berinvestasi ke proyek Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
"Kedua pemimpin juga bicara mengenai pentingnya kerja sama untuk ketahanan pangan dan saat ini BUMN Indonesia sedang menjajaki kerja sama pengadaan potas dan juga joint venture dengan perusahaan Kanada dan Presiden sangat mengharapkan agar hal ini dapat segera terealisasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mengikuti pertemuan, Selasa (6/9/2023).
Jokowi dan Trudeau juga membahas rencana kerja sama soal sertifikasi halal. Sementara itu, terkait pembahasan kerja sama critical mineral, Jokowi berharap agar Kanada mendukung kebijakan hilirisasi industri yang sedang dijalankan Indonesia.
"PM Trudeau juga mengatakan dukungannya terhadap aplikasi Indonesia di dalam OECD dan tentunya PM (Trudeau) juga akan bicara dengan anggota OECD lagi untuk memberikan konsiderasi atau pertimbangan yang positif
terhadap aplikasi Indonesia di OECD," tutur Retno.
Kemudian dalam pertemuan tersebut, mereka juga membahas terkait kemitraan strategis ASEAN-Kanada yang akan segera diluncurkan. Harapannya dapat segera ditindaklanjuti dengan hasil kerja sama yang konkret. Bahkan, kedua pemimpin juga sangat puas dengan kenaikan perdagangan bilateral yang cukup tinggi pada tahun 2022 silam.
“Kenaikan perdagangan 37 persen dan ini sudah melampaui nilai sebelum pandemi. Selain itu, kedua pemimpin juga sepakat untuk mengupayakan agar negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement dapat selesai akhir tahun depan, akhir tahun 2024,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyambut baik pembentukan gugus tugas bilateral. Diharapkan dapat segera menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dibahas oleh kedua pemimpin.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin