tirto.id - Johann Zarco terus menunjukkan potensinya menjadi salah satu pebalap elite di MotoGP. Sementara itu, Yamaha melanjutkan misi mencari pewaris Valentino Rossi. Namun, bisa jadi Zarco dan Yamaha tidak berjodoh.
Hingga seri ketiga MotoGP 2018, Johann Zarco ada di posisi kelima klasemen. Setelah finis di urutan kedelapan GP Qatar, pebalap Prancis itu melanjutkannya dengan meraih posisi runner-up GP Argentina, lalu tembus di urutan keenam GP Austin.
Prestasi Zarco ini mengesankan. Pasalnya, ia hanya pebalap tim Yamaha Tech 3, yang merupakan tim satelit Yamaha. Zarco menggunakan motor YZR-M1 edisi 2016.
Zarco mengalahkan hampir semua pebalap tim satelit lain di MotoGP, kecuali Cal Crutchlow yang ada di urutan keempat klasemen. Crutchlow sendiri pebalap LCR Honda, tim satelit Honda.
Konsisten Sejak Musim Lalu
Zarco sudah menggemparkan dunia MotoGP sejak musim lalu. Ketika itu ia menyelesaikan kejuaraan dengan berada di posisi enam klasemen akhir. Dia menjadi rookie alias muka terbaik di MotoGP 2017.
Dengan penampilan yang meyakinkan pada awal MotoGP 2018, Zarco menunjukkan konsitensi bersaing di papan atas. Namun, permasalahan muncul untuk MotoGP tahun depan.
Tech 3, tim yang sekarang menaungi Zarco, akan bergabung sebagai tim satelit KTM. Mereka meninggalkan kerjasama belasan tahun Yamaha.
Dikutip dari laman Motorsport.com, Zarco berpotensi mengikuti setengah jejak Tech3. Artinya, ia kemungkinan tidak bersama Tech 3 lagi. Tetapi, tetap menyeberang ke KTM sebagai pebalap utama tim asal Austria tersebut.
Yamaha Mencari Pengganti Valentino Rossi
Jika Johann Zarco benar-benar bergabung ke KTM, ini akan jadi pukulan telak untuk Yamaha. Pasalnya, tim asal Jepang itu sebenarnya sedang mencari pengganti Valentino Rossi.
Rossi kemungkinan akan pensiun setelah MotoGP 2019, ketika kontraknya habis di Yamaha. Saat itu, Yamaha harus menemukan pebalap yang berkualitas tinggi.
Direktur Yamaha, Lin Jarvis mengaku tidak mencari pengganti Valentino Rossi, dalam konteks tidak berharap ada pebalap sedahsyat The Doctor. Bagi Jarvis, Rossi sudah menjadi ikon Yamaha.
"Valentino adalah Valentino. Ia pebalap terhebat dalam sejarah Yamaha dan tidak mudah digantikan," kata Jarvis dikutip laman GPOne.
Meskipun demikian, dalam kontes sosok pebalap yang mengendarai motor YZR M1 setelah Valentino Rossi, bagaimanapun Yamaha membutuhkan sosok seperti itu.
Lin Jarvis menyebutkan, pihaknya memiliki beberapa opsi untuk Zarco. Salah satunya adalah, menyiapkan motor pabrikan M1 kepada sang pebalap Prancis pada MotoGP 2019.
"Mungkin saja Zarco akan memiliki motor pabrikan tahun depan. Untuk musim ini, situasi sangat sulit.
"Saya tidak berpikir Johann kekurangan dukungan dari Yamaha saat ini. Ia memiliki motor yang berbeda, tetapi tidak terbantahkan lagi, sangat kompetitif," lanjut Jarvis.
Johann Zarco kini menjadi barang rebutan. Ia bisa saja diambil KTM. Namun, masih ada kemungkinan sang pebalap Prancis berada di Yamaha, dalam kontrak yang berbeda dibandingkan musim ini.
Sementara masa depannya masih kabur, Zarco akan terus memacu motor YZR M1 miliknya sembari membiarkan tim-tim di MotoGP meneteskan air liur melihatnya.
Editor: Fitra Firdaus