tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) buka suara terkait proses pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2017. Menurut Wapres JK, Anies merupakan sosok moderat sekaligus orang dekat Joko Widodo saat Pipres 2014 lalu. Lantaran itu ia mengusulkan kepada partai politik untuk mengusungnya menjadi kandidat Gubernur DKI Jakarta.
JK mengaku dirinya hanya mengusulkan dan mengklaim tidak melakukan intervensi kepada partai-partai politik pengusung.
"Kalau intervensi saya memaksa keputusan, saya tidak, yang mengambil keputusan kan ketua partai, saya hanya berbicara. Apa salah?" kata JK seusai meresmikan pembukaan acara Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (4/5/2017).
JK juga mengaku berbicara dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo untuk mengusulkan Anies sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"Saya kan ke luar negeri waktu itu tentu berbicaralah, apa salahnya, kita bicara dengan pimpinan partai agar semuanya hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? Damaikan?" kata dia.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan pada Rabu (3/5) telah mengakui bahwa JK memang menjadi sosok penting di detik-detik akhir pencalonan Anies. Saat itu berlangsung negosiasi politik antara kubu SBY dan kubu Prabowo untuk mengusung Sandiaga dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Nah saya tau kalau Pak Prabowo, Pak SBY bertemu mesti ada jaminan 5 tahun selesai. Sudah putus AHY. Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak Jusuf Kalla," kata Zulkifli.
"Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah. Tetapi di sini sudah kadung mau mengumumkan Pak Agus dan Sylvi. Jam 2 pagi di sana (PKS dan Gerindra) memutuskan akhirnya Anies diambil, Sandi jadi wakil," sambung dia.
Menurut Zulkifli, kendati enam partai akhirnya mengusung calon berbeda, yakni Gerindra dan PKS mengusung Anies-Sandi sementara empat lainnya, Demokrat, PPP, PKB dan PAN mendukung AHY-Sylvi, namun semua sepakat ingin gubernur dan wakil gubernur yang membawa perubahan bagi Jakarta.
"Tapi kesepakatan mana yang menang karena kita ingin perubahan Jakarta. Jadi sepakat kita mesti ada gubernur baru. Jadi kalau kita menang yang sana gabung, kalau sana menang kita yang gabung. Janji laki-laki," papar Zulkifli.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH