Menuju konten utama

Jika Terpilih Ahok-Djarot Tetap akan Reklamasi Teluk Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap akan melaksanakan reklamasi di teluk Jakarta sebab dianggap solusi penyelesaian masalah banjir, sedangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tetap menolaknya karena tidak adil.

Jika Terpilih Ahok-Djarot Tetap akan Reklamasi Teluk Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sedang menyampaikan pendapatnya dalam acar debat Pilgub DKI putaran 2 di Hotel Bidakara, Jakarta (12/4). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Dalam debat pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017), pasangan calon (paslon) nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tetap akan meneruskan program reklamasi di teluk Jakarta jika terpilih untuk lima tahun ke depan. Di sisi seberang paslon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno tetap bertahan dengan sikapnya untuk menolak reklamasi.

Kedua paslon menjawab pertanyaan dari perwakilan komunitas nelayan teluk Jakarta bernama Iwan dalam sesi ketiga debat. Iwan menyebutkan bahwa komunitas nelayan sudah tinggal di pantai Jakarta turun temurun. Berangkat dari fakta ini, ia bertanya apakah keberadaan mereka diakui pemerintah atau tidak.

"Apa kebijakan pemerintah DKI Jakarta ke depan? Program reklamasi dan kesejahteraan nelayan bagaimana?" imbuhnya.

Ahok menjawab dengan menunjukkan bagan rencana reklamasi di daerah tempat nelayan Muara Angke. Lalu ia tegaskan bahwa pemerintah DKI tak pernah mengusir nelayan.

"Nelayan tetap kami kasih tempat sandar dan pengolahan ikan," kata Ahok.

Ahok mengatakan bahwa pemerintah harus menyelesaikan banyak tanggul, terutama yang dimulai dari daerah Cilincing, sebab daratan Jakarta sudah berada 3,8 meter di bawah permukaan laut. Semua nelayan juga direncanakan akan tinggal di tepi tanggul dan pemerintah akan membangun restoran apung bagi para penjual makanan laut. Konsekuensinya, restoran yang lama akan dibongkar.

"Pengembangan Muara Angke rencananya udah ada semua," kata Ahok.

Djarot menambahkan bahwa Iwan dan seluruh komunitas nelayan adalah bagian dari Jakarta. Program pembangunan rumah baru di tepi tanggul, kata Djarot, bertujuan agar nelayan tak lagi tinggal di kawasan tak layak seperti sekarang.

"Anak-anak nelayan juga berhak kehidupan yang lebih baik. Mereka berhak bebas banjir. Selama ini banjir muncul dikarenakan bocornya tanggul," imbuh Djarot.

Di sisi lain, dalam kesempatan untuk menjawab sekaligus menanggapi pertanyaan awal, Anies tetap menolak reklamas. ia beralasan reklamasi tak hanya akan merugikan kehidupan nelayan, namun juga mengakibatkan kerusakan pada lingkungan sekitar muara sungai. Kondisi ini dikhawatirkan akan memunculkan lebih sering banjir.

"Kita juga akan latih dan kasih modal ke nelayan. Ini sekarang terlewatkan. Di Pulau Seribu amat minim pelatihan untuk nelayan," kata Anies.

Sandiaga menambahkan bahwa ia dan Anies memiliki program-program yang berpihak pada nelayan sehingga menolak reklamasi. Baginya reklamasi tidak adil dan berjalan dengan tidak transparan.

"Saya pernah berinvestasi di perusahaan pengolah ikan. Ibu Susi (Menteri Kelautan RI) punya program baik dan kami akan bekerja sama dengan beliau," kata Sandi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan