tirto.id - Jemaah Syattariyah di Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, melaksanakan Shalat Idul Adha 1438 Hijriyah pada 3 September 2017.
"Kita memang agak lambat dari tarekat lain," kata Khalifah ke 15 Syech Burhanudin, Hery Firmansyah di Ulakan Talakis, Kamis (31/8/2017).
Keterlambatan tersebut, menurutnya, karena tarekat itu menggunakan perhitungan hisab takwim khamsiah yaitu mengambil huruf tahun dan dijumlahkan dengan huruf bulan.
Berdasarkan perhitungan tersebut, lanjutnya, maka 1 Zulhijah jatuh pada Jumat 25 Agustus 2017 sehingga Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriyah tarekat itu yaitu pada Minggu 3 September.
Ia menyatakan meski hari raya tarekat tersebut lambat dari yang lain namun tidak ada perbedaan mendasar dalam syarat dan aturan dalam salat serta saat melaksanakan pemotongan hewan kurban.
"Perbedaannya hanya waktu penyelenggaraan saja," katanya.
Ia mengatakan perbedaan waktu tersebut hendaknya tidak menjadi persoalan oleh masyarakat atau tarekat lainnya karena tujuan apa yang jemaah tarekat itu lakukan semata-mata untuk Allah SWT.
"Jadi diharapkan perbedaan tersebut tidak menjadi bahan perdebatan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang jemaah Syattariyah, Zainidar (56) mengatakan ia mengikuti tarekat tersebut karena mengikuti kedua orang tuanya.
"Dan selama itu tidak merusak akhlak maka saya akan ikuti," kata dia.
Ia mengatakan meski sejumlah tetangga mengejeknya karena mengikuti ajaran dalam Syattariyah tersebut namun dirinya akan tetap mengikuti ajaran tarekat itu.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan hari raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 1 September 2017. Tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menunaikan salat id di Lapang Merdeka Kota Sukabumi dan memantau prosesi penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung.
Jokowi diagendakan sampai di Kota Sukabumi pada Kamis malam. Setelahnya, ia akan melaksanakan Takbiran Idul Adha 1438 Hijriyah di Masjid Agung Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Iya sesuai jadwal Pak Presiden akan hadir di Kota Sukabumi pada Kamis, (31/8) malam dan langsung takbiran bersama warga, tokoh masyarakat, ulama dan lain-lain," Wali Kota Sukabumi M Muraz.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra