tirto.id - Salah satu masalah kesehatan yang dapat mengganggu prosesi ibadah para jemaah haji tanah air adalah demensia. Demensia sendiri banyak diidap oleh mereka yang sudah lanjut usia (lansia).
Walau kasus penderita demensia tidak banyak, namun jumlah jemaah haji yang dominan berusia di atas 60 tahun membuat pihak petugas pelayanan kesehatan haji dari Kementerian Kesehatan waspada.
Dalam penjelasannya, Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyebut perihal fenomena demensia yang lebih banyak terjadi pada musim haji kali ini.
“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini, karena memang jumlah jemaah Lansia lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas dr. M. Imran dalam konferensi pers virtual, Senin (5/6/2023).
Merujuk laman Sehat Negeriku Kemkes, para petugas kesehatan akan melakukan pendampingan pada pasien demensia yang berangkat haji tahun 2023 hingga kondisinya membaik.
Selain itu, salah satu bentuk terapi bagi jemaah haji yang mengidap demensia adalah mengajak mereka bersosialisasi dengan jemaah lainnya.
Mengenal Demensia
Demensia kerap diartikan sebagai kepikunan. Laman Healthline menyebut kondisi demensia dalam makna lebih luas yakni adanya gejala yang membuat kemampuan berpikir seseorang jadi menurun.
Penderita mengalami penurunan daya ingat, daya pikir, kemampuan memproses informasi, juga kemampuan berbicara yang menurun. Beberapa mengalami disorientasi tempat, disorientasi waktu, serta tidak mengenali orang di sekitarnya.
Dalam data yang dilansir World Health Organisation (WHO), saat ini di dunia ada 55 juta orang yang mengalami demensia. Kasus demensia lebih mudah dialami oleh pria, sementara wanita berpotensi lebih mudah mengalami Alzheimer.
Mirisnya, jumlah tersebut terus bertambah dengan adanya diagnosa kasus baru mencapai 10 juta lebih per tahun. Lantas, bagaimana cara mencegah kondisi ini sejak dini agar tidak berkembang menjadi lebih buruk lagi?
Gejala Awal Demensia
Penting sekali mengenali gejala awal demensia agar dapat segera ditangani sebelum makin memburuk. Gejala awal bisa berupa sering lupa meletakkan barang atau lupa peristiwa yang terjadi dalam jangka pendek.
Jadi untuk mengingat peristiwa setahun atau dua tahun lalu, lebih mudah dilakukan ketimbang mengingat apa yang baru saja mereka makan tadi pagi.
Lupa apa yang hendak dilakukan saat memasuki kamar atau sebuah ruangan, lupa apa yang harus dikerjakan di kantor, dan gangguan ingatan jangka pendek lainnya.
Selain masalah ingatan yang makin mengganggu tersebut, setidaknya harus ada dua jenis gejala lain yang juga dialami, untuk dapat didiagnosa sebagai awal demensia.
Berikut ini beberapa gejala awal lain yang dapat dialami dan perlu diwaspadai:
- Menurunnya kemampuan berbahasa
- Menurunnya kemampuan komunikasi
- Menurunnya kemampuan fokus
- Menurunnya penalaran dan kemampuan memecahkan masalah
9 Contoh Gejala Awal Demensia
1. Kesulitan mengutarakan apa yang diinginkan
Penderita sulit menjelaskan apa yang ia inginkan, atau sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan pemikirannya. Kadang di tengah kalimat ia berhenti bicara dan tak bisa meneruskannya.
2. Perubahan mood
Adanya perubahan mood seperti menjadi sedih dan depresi, juga kadang marah jika terjadi pergantian rutinitas kegiatan sehari-hari. Pada beberapa orang, muncul ketakutan atau kecemasan yang intens.
Bisa juga terjadi perubahan kepribadian, misal dari yang awalnya pemalu dan pendiam menjadi lebih ekstrovert.
3. Apatis
Sikap apatis yang menyebabkan hilangnya minat melakukan hobi dan kesenangan, juga tanda awal demensia. Penderita makin malas berkumpul dengan teman dan keluarga, serta tidak ada emosi di wajah mereka.
4. Sulit menyelesaikan tugas
Tugas atau pekerjaan yang biasanya mudah dituntaskan, kini menjadi hal yang rumit. Misalnya, mengikuti proses memasak dari buku resep, memainkan game, dll.
5. Sering bingung
Kebingungan yang dialami oleh penderita demensia berawal dari sulitnya mengingat. Wajah orang yang dikenal, kini lupa. Hari dan tanggal serta tahun, juga lupa. Bahkan di mana saat ini berada pun jadi sulit diingat.
6. Sulit mengikuti alur
Sulit mengikuti alur seperti misalnya apa yang sedang dibicarakan oleh pembawa berita di TV, atau kata-kata yang diucapkan oleh seseorang, sulit dipahami alurnya.
7. Hilang arah
Mengenali arah pulang ke rumah, seharusnya adalah hal mudah. Namun bagi penderita demensia, itu adalah masalah besar. Mereka mengalami disorientasi arah dan tempat, bahkan di lokasi yang sangat sering dilewati.
8. Pengulangan
Melakukan pengulangan kegiatan keseharian akibat lupa bahwa hal itu sudah dilakukan. Misalnya makan lagi, padahal baru saja makan. Bisa juga mengumpulkan benda-benda secara berlebihan. Beberapa orang mengulang-ulang cerita yang sama, atau bertanya hal yang sama.
9. Tidak sadar pada bahaya
Gejala lain adalah berkurangnya kemampuan mengenali bahaya, misalnya berjalan melintasi jalan raya tanpa mampu menilai bahwa hal itu berbahaya. Orang yang sebelumnya pelit atau berhati-hati dengan uang, bisa jadi sangat royal pada orang lain.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari