tirto.id - Dalam debat terakhir digelar di Hotel Bidakara kemarin, calon gubernur nomer urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono kembali mendapat dukungan sang ibu, Ani Yudhoyono. Usai debat, kepada Tirto, Ani menilai penampilan AHY telah maksimal. Ani memuji Agus yang tidak membawa secarik kertas saat akan berbicara seperti debat-debat sebelumnya.
“Melihat debat tadi saya merasa bangga bahwa Agus sudah mengikuti proses demokrasi. Apa yang digariskan oleh KPUD,” kata Ani usai menghadiri debat terakhir di Hotel Bidakara, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat malam (11/2/2017).
Ani memberi saran kepada Agus bahwa perjuangan ini tidak berhenti sebatas debat. Karena itu strategi baru meski dilakukan untuk memenangkanAgus-Sylvi. Salah satunya kampanye melalui media sosial. Ani menganggap mempromosikan paslon di media sosial sebagai hak dan wajar untuk dilakukan. “Oh iya of course ya kita semua kan pendukung setianya. Jadi mempromosikan calon ya pasti. Saya kira sama aja semua pasangan lain juga mungkin sama keluarga ikut mempromosikan. Nah tentu ini adalah hak kita untuk melakukan promosi kepada paslon kita,” kata Ani.
Debat putaran akhir telah usai, tersisa satu hari terakhir untuk berkampanye. Jelang pencloblosan rasa was-was menghampiri setiap paslon ataupun pendukung. Termasuk Ani yang menyebut dirinya cemas anaknya nanti kalah. Meski begitu Ani berkilah ini adalah sesuatu hal yang wajar. “Ya tentu saja . itu wajar lah ya semuanya itu pasti akan merasa deg-degan was-was dialami oleh semua yang ikut pilkada DKI ini. Saya kira sama aja lah perasaan itu yang dirasakan dan wajar,” tutup Ani.
Di tempat bersamaan, tim pemenangan Agus-Sylvi, Roy Suryo mengomentari performa Agus menurutnya sudah memuaskan. Roy memuji Agus sudah memakai diksi-diksi yang tepat. “Itu soal kepuasan debat biar masyarakat yang nilai. Mas Agus memang telah tampil wajar seperti yang saya kenal. Tegas to the point, sisi humanisnya juga keliatan. Dia tidak suka memutar-mutar dan bekata-kata manis. Jarang-jarang kasar. Saya nggak melihat kekurangannya kok,” kata Roy.
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan