tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus berupaya mengungkap pergerakan terorisme yang dapat mengancam keamanan nasional terlebih menjelang perayaan Natal.
Kepala BNPT Suhardi Alius di Jakarta, mengatakan bahwa kini harus diwaspadai munculnya kecenderungan pernikahan sebagai modus perekrutan teroris.
"Itu fenomena baru, ya. 'Kan kita mendengarkan dari sana ada instruksi seperti itu, gunakan pengantin wanita, anak-anak. Kecenderungan sudah ada, kita harus ada waspada," katanya sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (20/12/2016).
Berangkat dari temuan Detasemen Khusus (Densus) 88 yang telah menangkap 14 terduga teroris, Kepala BNPT menuturkan pihaknya terus mewaspadai potensi ancaman terorisme, yang juga menjadi masalah bagi dunia internasional.
"Densus 88 sedang bekerja keras," tuturnya.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, pada Jumat (16/12/2016) Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau agar kesakralan pernikahan dijaga, dengan tidak mengubahnya sebagai ajang merekrut teroris.
“Jika pernikahan justru menjadi modus perekrutan teroris, maka sejatinya kesakralan itu telah semakin dijauhkan dari syariat Islam,” tegasnya.
Terduga teroris di Bekasi merekrut pelaku bom bunuh diri atau "pengantin" dengan menikahinya terlebih dahulu.
Polisi menangkap tiga terduga teroris yaitu Nur Solihin, Agus Supriyadi, dan seorang perempuan bernama Dian Yulia Novi. Adapun Dian rencananya akan menjadi pelaksana aksi teror.
Sementara Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri sejauh ini telah menangkap 14 orang terduga teroris yang terkait dengan kelompok MNS yang berbaiat ke ISIS.
"Ada 14 orang yang diamankan, mereka teridentifikasi satu jaringan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari