Menuju konten utama

Jelang Kunjungan Raja Salman, Cina Harap Saudi & Iran Damai

Menjelang kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Cina, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berharap Iran dan Saudi dapat mengatasi perbedaan di antara kedua negara melalui meja perundingan.

Jelang Kunjungan Raja Salman, Cina Harap Saudi & Iran Damai
Muhhamed bin Salman dan wakil perdana menteri Cina Zhang Gaoli bersalaman setelah anggota delegasi Arab Saudi menandatangani MOU dengan para pejabat Cina di beijing. Foto/SPA

tirto.id - Menjelang kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Cina, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berharap Iran dan Saudi dapat mengatasi perbedaan di antara kedua negara melalui meja perundingan.

Cina sebagai teman baik bagi Arab Saudi maupun Iran, melalui pertemuan nanti dapat memainkan peran kecil dalam konflik atau diplomasi Timur Tengah, meskipun sangat tergantung kepada minyak kawasan ini.

Namun Cina berusaha lebih terlibat dalam mengakhiri perang saudara selama enam tahun di Suriah di mana Arab Saudi mendukung pemberontak penentang Presiden Bashar al-Assad yang didukung Iran.

Tahun lalu, Cina juga menyampaikan dukungan kepada pemerintah Yaman yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang melawan gerakan Houthi yang didukung Iran dan menguasai sebagian besar wilayah negeri itu.

Cina harus berhati-hati karena negara ini juga bersahabat dengan Iran. Januari tahun lalu, Presiden Xi Jinping mengunjungi baik Arab Saudi maupun Iran.

Wang menyatakan China menyambut kedatangan Raja Salman, namun tak mengungkapkan waktunya. Sumber-sumber diplomatik mengatakan Raja Salman akan berada di Cina begitu selesai sidang tahunan parlemen China Rabu pekan depan.

"Kami berharap Arab Saudi dan Iran bisa mengatasi masalah-masalah yang ada di antara mereka melalui konsultasi yang setara dan bersahabat," kata Wang.

"China adalah sahabat baik untuk Arab Saudi maupun Iran. Jika dibutuhkan, China siap memainkan peran penting kami," sambung dia tanpa mengelaborasi lebih jauh.

Raja Salman menggelar lawatan sebulan ke Asia sejak Februari untuk menguatkan hubungan dengan importir minyak Saudi yang paling cepat pertumbuhan ekonominya di dunia dan sekaligus mempromosikan peluang investasi, termasuk penjualan saham perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco, demikian Reuters.

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hard news
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri