Menuju konten utama

Janji-Janji Ahok-Djarot Terkait Tema Debat Kedua

Mengaku siap dengan debat kedua pada Jumat (27/1) malam nanti, janji dan pernyataan apa saja yang pernah Ahok-Djarot sampaikan terkait tema debat kedua ini?

Janji-Janji Ahok-Djarot Terkait Tema Debat Kedua
Calon Gubernur Nomor Urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) blusukan ke Kampung Condet, Jakarta Timur (23/1). Tirto.id/Naomi Pardede

tirto.id - Seperti telah direncanakan, debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 akan diselenggarakan Jumat (27/1) malam nanti di Hotel Bidakara, Jakarta. Tema debat kali ini adalah reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan perencanaan tata ruang dan wilayah.

Dalam sejumlah kesempatan, pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat mengaku siap menghadapi debat kedua ini. Akankah Ahok-Djarot menjadi sorotan lewat pemaparan dan jawaban-jawabannya di atas panggung nantinya? Tirto telah merangkum dan mengumpulkan janji-janji paslon nomor urut dua ini dalam beberapa waktu terakhir terkait masing-masing topik.

Reformasi Birokrasi:

  • Mengoptimalisasikan pendapatan asli daerah dan pengelolaan aset melalui implementasi sistem IT yang meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola serta mencatat keuangan dan aset DKI.
  • Pejabat Pemprov DKI Jakarta wajib melaporkan Laporan Harta Kekayaan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setiap tahun.
  • Menjadikan Pegawai Negeri Sipil DKI sebagai pelayan masyarakat yang aksesibel, profesional, dan dapat diandalkan.
  • Meningkatkan efisiensi dan transparansi anggaran melalui sistem teknologi informasi yang aksesibel, partisipatif, dan mudah dimengerti.
  • Memberikan solusi perizinan praktis untuk warga dan dunia usaha di Jakarta.
  • "Kami akan jamin birokrasi Jakarta jadi nomor satu di Indonesia," kata Ahok.
  • "Kalau pemimpin lurus, bawah tidak berani tidak lurus. Kini, banyak PNS mengaku sangat bangga karena PNS kami digaji sangat baik, Rp 13 juta terendah, Rp 75 juta tertinggi," ujar Ahok.
  • "Saya dan Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) sama-sama memperjuangkan UU ASN waktu di komisi II DPR. Itu ketua UU ASN ya Pak Sofia Effendi yang ngomong langsung," ujar Ahok.
  • "Kalau dari sisi struktur, sistem, it's ok ya. Mungkin DKI ini yang paling unggul dari siapa pun juga," kata Djarot.
  • "Persoalannya adalah bagaimana kita dapat merubah pola pikir, budaya pegawai-pegawai kita, birokrat-birokrat kita agar punya kepedulian, integritas dan ramah saat melayani warga Jakarta. Percuma kan sistem udah baik, tapi PNS tidak mendukung,” kata Djarot.

Pelayanan Publik:

  • "Ya minimal Trans Jakarta sudah sampai pelosok rumah-rumah warga. Dan kita punya RPTRA tambah banyak,” kata Ahok.
  • "Kalau banjir, saya perkirakan dua tahun lagi kelar masalah banjir. Jadi tinggal setengah lagi. Sekarang kan kita sudah kurangin dua pertiga, makanya tinggal kita potong saja, bikin sodetan," ujar Ahok.
  • "Bantuan non tunai bukan hanya untuk menghadapi kecurangan, tapi juga memberikan data pada kami untuk mengenali warga kami, supaya kami bisa melayani lebih baik. Karena 10 juta penduduk, kalau gunakan teknologi kita enggak bisa baca. Harus teknologi semua. Sehingga perilaku kami bisa kami baca semua disitu," papar Ahok.
  • “Ini semua loket harus bisa layani semua urusan. Kami ingin masyarakat kalau mau mengurus apapun harus datangnya cukup ke kantor camat. Prinsipnya jangan bikin orang banyak jalan," ucap Ahok.
  • Memperluas daerah tampungan dan serapan air melalui pembelian lahan dan mendorong pembuatan sumur resapan oleh masyarakat.
  • Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan ramah bagi penyandang disabilitas.

Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah:

  • Menyelesaikan persoalan banjir menahun di Jakarta melalui pengaturan debit air dengan mengoptimalkan fungsi pompa dan pintu air.
  • Menata kota sesuai dengan perkembangan zaman guna menjamin keberlangsungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi regional yang kompetitif yang mendukung kehidupan sosial dan budaya warga Jakarta.
  • Menyediakan hunian layak dan nyaman dengan harga sewa murah, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Jakarta.
  • Memastikan kewajiban pengembang reklamasi terpenuhi guna membangun infrastruktur kota Jakarta.
  • Menyediakan ruang interaksi untuk warga Jakarta yang nyaman dan asri.
  • Mengendalikan pembangunan ke arah Selatan sebagai daerah resapan dan mendorong pembangunan ke arah Timur dan Barat, pembatasan intensitas pembangunan di lokasi-lokasi tertentu untuk memperlambat laju penurunan muka tanah, dan memunculkan sentra-sentra ekonomi dan kebudayaan untuk mempercepat pengembangan ekonomi kota yang ditunjang dengan penyediaan infrastruktur yang sesuai.
  • Melaksanakan pembangunan rumah susun sebanyak 50.000 unit untuk menampung warga yang terkena relokasi dalam rangka program-program prioritas seperti normalisasi sungai, refungsi ruang terbuka hijau (RTH), dsb dan mendorong pemindahan warga ke bangunan vertikal di lokasi-lokasi padat penduduk melalui skema konsolidasi lahan untuk menyediakan ruang terbuka yang memadai.
  • Membangun rumah susun yang terintegrasi dengan pasar tradisional, terminal, gelanggang olah raga (GOR), sekolah, dan waduk di berbagai lokasi di Jakarta yang diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah, dan membangun apartemen sewa murah di pusat kota yang terjangkau bagi warga kelas menengah untuk mengurangi kemacetan antar kota.
  • Percepatan penyediaan RTH sebesar 30% (20% publik dan 10% swasta) dari luas kota melalui program pembelian lahan oleh Pemda untuk mengembalikan fungsi lahan sebagai RTH dan melanjutkan pembangunan 500 RPTRA untuk memenuhi jumlah minimal RPTRA sebanyak tiga per kelurahan.
  • Mengganti seluruh Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan penerangan pintar sebanyak 120.000 LED (smart lighting) berbasis IT untuk penghematan biaya listrik Pemda dan mempermudah pengawasan.
  • Melanjutkan reklamasi untuk mewujudkan Jakarta sebagai water front city sekaligus merevitalisasi daratan dan perairan Jakarta Utara melalui skema subsidi silang.
  • Mendorong pemasangan reklame, LED, pelebaran trotoar sepanjang 2.700 kilometer yang menunjang kenyamanan pejalan kaki dan ramah bagi penyandang disabilitas dimulai dari kawasan Sudirman-Thamrin sebagai pusat kota dan ikon Jakarta.
  • Mendorong perbaikan trotoar dan Jembatan Penyeberangan Orang/Multifungsi (JPO/JPM) di seluruh Jakarta untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki.
  • Membangun sistem ducting di berbagai wilayah Jakarta dengan menjadikan pembangunan ducting sebagai syarat izin pembangunan gedung agar pengaturan kabel utilitas dapat dilakukan dengan baik.
  • Membangun dan merevitalisasi kawasan permukiman padat penduduk sesuai kearifan lokal, terintegrasi dengan pembangunan sarana taman, tempat olahraga, dan pengelolaan sanitasi masyarakat.
  • Membangun dan menata perkampungan nelayan yang sehat dan bersih serta terintegrasi dengan tempat pelelangan ikan dan pengembangan kawasan wisata.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Politik
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan