tirto.id - Menyisakan beberapa jam sebelum Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016, Hillary Clinton tercatat telah mendapatkan 46,8 persen suara sedangkan Donald Trump meraih 44,3 persen suara. Keunggulan 2,5 persen ini diambil dari jumlah rata rata jajak pendapat. Jumlah itu menggambarkan betapa ketatnya persaingan antara dua calon presiden AS tersebut.
Seperti dilansir dari Guardian pada Senin (7/11/2016), angka-angka di atas belum sepenuhnya mencerminkan hasil akhir. Karena jumlah rata-rata jajak pendapat tidak memerhitungkan banyak faktor yang dapat memengaruhi pemilihan suara.
Salah satu faktor yang tak diperhitungkan adalah suara-suara awal. Karena tak semua pemilih mencoblos pada 8 November dan dilaporkan bahwa 42 juta orang telah memberikan suara lebih awal. Dari hasil survey yang dirilis Bloomberg pada hari Senin, sepertiga dari total responden telah memberikan suara. Dari survey tersebut terlihat Clinton unggul sebanyak tiga poin.
Kemudian, ada beberapa pertanda baik lain bagi Clinton. Orang-orang AS berdarah Hispanik dikabarkan telah merencanakan bahwa mereka akan mengikuti pemilihan suara. Dari total jumlah orang berdarah Hispanik, tiga perempatnya dilaporkan akan memilih Clinton sebagai presiden.
Di Nevada, di mana survei menunjukan bahwa Trump unggul 1,5 poin, suara-suara awal menunjukan tren positif yang menguntungkan Clinton. Lebih dari setengah pemilih aktif di sana telah mencoblos, 42 persen di antaranya tercatat sebagai demokrat, dan 36 persennya adalah republican.
Meskipun begitu, sejarah juga menunjukan bahwa suara populer tidak selalu mencerminkan pemenang akhir pemilihan presiden. Empat kali hal tersebut telah terjadi. Kasus paling akhir terjadi pada pemilihan yang mempertemukan George Bush dan Al Gore. Calon yang menang mendapatkan suara terbanyak dalam pemilu tapi tidak dengan suara populer.
Itulah mengapa jumlah rata-rata jajak pendapat belum bisa mencerminkan siapa sebenernya pemenang sejati dari pemilihan presiden. Jumlah tersebut sebenarnya diambil dari seluruh hasil jajak pendapat yang kredibel dan diambil dalam waktu bersamaan. Dari seluruh jajak pendapat tersebut, jumlah akan dirata-ratakan.
Jumlah tersebut sangat jarang melihat akurasi di masa lalu perusahaan yang mengadakan jajak pendapat dan berapa banyak kelompok minoritas yang mengikuti jajak pendapat. NBC News menunjukkan Clinton berada di depan dengan keunggulan tujuh poin, sementara Los Angeles Times menunjukkan Trump unggul secara nasional dengan lima poin.
Angin segar nampaknya menyapa Clinton, kebanyakan perusahaan survei yang dianggap reliable menunjukan keunggulan suara bagi calon preside nasal Partai Demokrat tersebut.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh