tirto.id - Tim nasional (Timnas) Italia menjadi salah satu unggulan di putaran final Euro 2020 mendatang. Mendapatkan keuntungan bermain di kandang sendiri selama fase grup, Azzurri berharap bisa menebus kegagalan mereka berprestasi dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Lolosnya Italia ke putaran final Euro 2020 disambut gembira oleh publik negeri pizza setelah gagal tampil di Piala Dunia 2018 lalu. Kesempatan bagi skuad asuhan Roberto Mancini terbuka lebar untuk menunjukkan bahwa Italia masih menjadi kekuatan besar di Eropa.
Di putaran final Euro 2020 nanti, Italia tergabung di Grup A bersama Turki, Wales, dan Swiss. Ketiganya bukan lawan yang mudah dan berpotensi membuat kejutan. Sekali lagi, Italia lebih diuntungkan karena akan menjadi salah satu tuan rumah.
Dengan format baru, status tuan rumah akan membuat Italia selalu bermain di kandang sendiri di babak grup. Dalam hal ini Stadion Olimpico Roma yang dipilih sebagai tuan rumah. Tidak seperti tiga negara lain yang juga harus memainkan pertandingan di Baku, Azerbaijan, Italia akan selalu bermain di kandang sendiri.
Situasi ini tentu menguntungkan Italia ketika rival-rivalnya harus bermain tiga kali dalam tempo 10 hari. Faktor kelelahan akan sangat berpengaruh karena jarak antara Baku dan Roma cukup jauh. Menurut situs Great Circle Mapper, dua kota tersebut berjarak 3.151 kilometer atau hampir empat jam perjalanan dengan pesawat terbang.
Ini tentu menjadi modal awal yang bagus bagi Italia untuk kembali berprestasi. Dalam sejarahnya, Italia baru sekali menjuarai Piala Eropa, yakni Euro 1968. Saat itu Italia butuh dua pertandingan kontra Yugoslavia untuk menjadi juara.
Pada laga perdana, kedua tim hanya bermain imbang 1-1 di Olimpico. Yugoslavia sempat unggul lewat Dragan Dzajic namun disamakan oleh Angelo Domenghini.
Hasil imbang 1-1 tersebut memaksa harus digelar laga ulang dua hari kemudian. Di leg kedua, Italia bermain lebih meyakinkan. Skor 2-0 diperoleh anak asuh Ferruccio Valcareggi lewat gol Luigi Riva dan Pietro Anastasi untuk membawa Azzurri merengkuh gelar juara.
Setelahnya, paling bagus prestasi Italia di kancah Eropa hanya menjadi runner-up, dua kali pada edisi 2000 dan 2012. Untungnya, di masa penantian tersebut, Italia bisa merengkuh gelar juara Piala Dunia tahun 1982 dan 2006.
Lantas, bagaimana kans Italia di Euro 2020 nanti?
Masuknya pelatih sekaliber Mancini membuat Italia bisa menemukan lagi kekuatan terbaiknya. Bahkan selama babak kualifikasi, Ciro Immobile dan kawan-kawan mencatatkan hasil sempurna.
Tergabung di Grup J bersama Finlandia, Yunani, Bosnia & Herzegovina, Armenia, dan Liechtenstein, Italia meraih catatan sempurna yakni 10 kemenangan dalam 10 pertandingan.
Pondasi bagus yang sudah dibangun Mancini tentu akan sangat berguna di putaran final nanti. Apalagi para pemain muda Italia sedang berada dalam performa terbaiknya. Sebut saja Lorenzo Pellegrini, Nicolo Zaniolo, Sandro Tonali, Gianlugi Donnarumma, atau Federico Chiesa.
Jajaran talenta muda ini akan dipadukan dengan deretan pemain yang lebih berpengalaman macam Leonardo Bonucci, Marco Verratti, Jorginho, Ciro Immobile, atau Alessandro Florenzi.
Jadwal Timnas Italia di Euro 2020:
13 Juni: Turki vs Italia
18 Juni: Italia vs Swiss
22 Juni: Italia vs Wales
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya