tirto.id - Menjelang berakhirnya bulan Ramadan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan pemantauan hilal untuk menentukan satu Syawal 1442. Pemantauan ini akan berlangsung pada 11 hingga 12 Mei 2021.
"Dalam penentuan awal bulan Syawal 1442 H, BMKG akan melaksanakan Rukyatul Hilal selama dua hari, yaitu tanggal 11 dan 12 Mei 2021" kata Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG seperti yang dilansir dari Antara.
Apa itu pengamatan hilal?
Pengamatan hilal merupakan salah satu metode penentuan awal bulan Ramadan serta Syawal selain metode hisab (hitung). Hilal sendiri merupakan bulan sabit pertama sebagai penanda awal bulan baru.
Hilal berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti bulan sabit atau bulan berbentuk clurit yang tipis. Ketika pergantian kalender hijriah, cahaya matahari hanya mengenai 1,25 persen bagian bulan sehingga dari bumi bulan terlihat sebagai lengkungan tipis.
Pengamatan hilal dilakukan ketika matahari terbenam dan bulan sabit yang tampak pada siang hari tidak masuk dalam kategori hilal. Kemunculan hilal sangat singkat, dan hanya dapat diamati sekitar 15 menit hingga satu jam sebelum tenggelam bersama matahari.
Fase ini disebut dengan fase konjungsi geosentris atau ijtimak yaitu ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada di posisi satu garis lurus. Faktor lain yang juga memengaruhi kenampakan hilal adalah cuaca. Hilal akan sulit terlihat apabila langit sedang mendung.
Sejauh ini, BMKG menyebutkan ijtimak awal bulan Syawal 1442 Hijriah akan terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT. Hal ini disimpulkan bahwa ijtimak di Indonesia terjadi sebelum Matahari terbenam.
Namun, penentuan Hari Raya Idul Fitri atau satu Syawal 1442 Hijriah tetap dalam keputusan Kemenag Indonesia setelah sidang Isbat Selasa, 11 Mei 2021 mendatang.
Tahun ini BMKG menetapkan 29 titik pemantauan hilal yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa titik pemantauan tersebut antara lain:
- Danau Sentani Papua
- Gedung Bupati Sarmi Papua
- Rooftop Hotel Kriyad Papua
- Tugu Christina Ambon
- Tomer Observatori hilal BMKG Ternate
- Pantai Wolulu Sulawesi Tengah
- GTC Makassar
- Gedung Rektorat IAIN Sultan Armai Gorontalo
- Gedung Observasi Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah
- Rooftop Mega Trade Center Manado
- Tower Masjid Balikpapan Islamic Center
- Dermaga Kokar Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Balkon Hotel Aston Kupang
- Towe SMA Astha Hanas Subang
- Pantai Tanjung Pasir Tangerang
- Mess Pemda Bengkulu
- Gedung Kebudayaan Padang
- Kantor Stageof Deli Serdang
- Kantor BMKG Wilayah I Medan
- Pusat Observatorium Pengamatan Hilal Kemenag Aceh.
- Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta lantai 7
- Masjid Al-Musyariin Basmol Jakarta Barat
- Pulau Karya Kepulauan Seribu
- Masjid KH Hasyim Asy'ari Jakarta Barat.
Sidang Isbat Lebaran 2021 digelar 11 Mei
Pemantauan ini sejalan dengan rencana sidang Isbat yang akan diselenggarakan besok, Selasa (11/5/2021).
"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadan 1442 Hijriah secara daring dan luring," kata Kamaruddin Amin Dirjen Bimas Islam dalam rilis Kemenag.
Sidang rencananya akan berlangsung dalam beberapa sesi, yang dimulai pada pukul 16.45 WIB.
Namun, mengingat Indonesia saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19, sidang Isbat mendatang akan dilakukan secara daring dan luring dengan pembatasan serta protokol kesehatan yang ketat.
"Hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, serta sejumlah Dubes negara sahabat dan perwakilan ormas," lanjut Kamaruddin.
Dalam kesempatan yang sama, Kamarudin menyebutkan bahwa sidang isbat akan diumumkan dan disiarkan langsung oleh TVRI serta live streaming di sejumlah media sosial Kemenag.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari