tirto.id - Jadwal Puasa Ayyamul Bidh bulan ini jatuh pada tanggal 28 hingga 30 Desember 2020. Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan setiap pertengahan bulannya berdasarkan kalender hijriah yaitu pada 13, 14, dan 15 dari penanggalan komariah.
13 - 15 Jumadil-Ula 1442 Hijriah jatuh pada hari Senin hingga Rabu tanggal 28-30 Desember 2020.
Ketentuan puasa Ayyamul Bidh ini dirujuk dari teladan Nabi Muhammad SAW berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas RA:
“Rasulullah SAW biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar,” (H.R. Nasai).
Selain itu, diriwayatkan juga bahwa siapa yang berpuasa Ayyamul Bidh setiap bulannya, maka ia memiliki keutamaan pahala yang sama seperti orang yang berpuasa sepanjang tahun. Hal ini dirujuk dari sabda Nabi Muhammad SAW: “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun,” (H.R. Bukhari).
Dalam lafaz hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari di setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh," (H.R. Muslim).
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Dalam pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh, membaca niat dapat dilangsungkan pada malam hari sebelum memasuki waktu subuh.
Namun, seperti halnya niat untuk seluruh puasa sunah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh juga bisa diucapkan usai fajar sudah terbit, sepanjang belum melakukan semua hal yang bisa membatalkan ibadah puasa.
Bacaan niat puasa ayyamul bidh dalam bahasa Arab pada malam hari diucapkan sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Bacaan latinnya: "Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala"
Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada ayyamul bidh, sunah karena Allah Ta’ala."
Sementara jika niat puasa Ayyamul Bidh diucapkan usai terbitnya fajar, bacaannya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya: "Saya niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah ta’ala."
Asal Usul dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Terdapat dua versi soal asal-usul penamaan puasa Ayyamul Bidh, sebagaimana dijelaskan dalam artikel yang dilansir NU Online, dan isinya mengutip kitab 'Umdatul Qari' Syarhu Shahihil Bukhari.
Berdasarkan versipendapat pertama, asal usul istilah Ayyamul Bidh berasal dari kisah Nabi Adam AS ketika ia diturunkan ke bumi untuk pertama kalinya. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Abdullah Ibn Abbas yang mengatakan bahwa saat Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, seluruh tubuhnya terbakar sinar matahari sehingga menjadi hitam.
Lalu, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Adam AS agar berpuasa selama 3 hari pada hari-hari putih atau Ayyamul Bidh. Ketika berpuasa pada hari pertama, sepertiga badan Nabi Adam AS menjadi putih. Lalu, saat berpuasa pada hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Dan saat melakukan puasa pada hari ketiga, sepertiga anggota badan sisanya menjadi putih.
Oleh karena itu, puasa pada 13, 14, dan 15 setiap bulannya di penanggalan hijriah dikenal dengan sebutan puasa Ayyamul Bidh.
Versi pendapat kedua, hari-hari putih atau Ayyamul Bidh dinamakan demikian karena pada malam-malam pertengahan bulan itu terdapat purnama sehingga keadaannya terang benderang. Kondisi terang itulah yang dikenal dengan hari-hari putih.
Mengenai kesunahan dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim berikut:
"Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari di setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh," (HR Bukhari-Muslim).
Editor: Fitra Firdaus