tirto.id - Citilink Indonesia menambah jadwal penerbangan rute Lombok-Surabaya untuk membawa calon penumpang yang akan keluar dari Lombok pada Selasa (7/8/2018).
“Penambahan jadwal penerbangan ini diharapkan dapat membantu mobilisasi masyarakat dan wisatawan keluar dari Lombok menuju Surabaya,” kata Vice President Corporate Secretary and CSR, Ranty Astari Rachman di Jakarta.
Menurut Ranty, penambahan jadwal penerbangan itu lantaran melihat banyaknya masyarakat dan wisatawan yang ingin keluar dari Lombok namun kapasitas penumpang transportasi udara tidak mencukupi.
Penambahan penerbangan Lombok-Surabaya ini, lanjut Ranty, merupakan langkah antisipasi lonjakan penumpang yang signifikan pasca gempa 7 SR yang menguncang Lombok Minggu (5/8/2018).
Ia melanjutkan, penerbangan tambahan ini dijadwalkan beroperasi untuk hari Selasa (7/8/2018), berangkat pukul 14.30 WITA dari Bandara Internasional Lombok Praya dan diperkirakan akan sampai di Bandara Internasional Juanda, Surabaya pukul 15.36 WITA.
"Kedepannya, Citilink Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan akan terus menyesuaikan dengan kondisi terkini apakah diperlukan perpanjangan periode extra flight tersebut," tambah Ranty.
Citilink Indonesia memiliki penerbangan regular rute Lombok-Jakarta sebanyak satu kali dalam sehari dan rute Lombok-Surabaya sebanyak dua kali dalam sehari.
Dengan adanya penerbangan tambahan ini, diharapkan Citilink Indonesia dapat terus memaksimalkan kinerja sebagai transportasi udara yang dipercaya oleh masyarakat luas.
Update Korban Gempa Lombok
Jumlah korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) telah bertambah menjadi 98 orang.
Dari 98 korban meninggal tersebut, ia merincikan, sebanyak 72 orang berasal dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang.
Selain korban meninggal, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, gempa tersebut juga telah mengakibatkan 236 orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa yang tersebar di berbagai lokasi.
Editor: Yantina Debora