tirto.id - Hujan meteor akan terjadi sebanyak 12 kali di Indonesia pada Januari-Desember 2021. Dilansir Pussainsa LAPAN, meteor dapat didefinsikan sebagai penampakan jalur jatuhnya serpihan benda luar angkasa–yang dinamakan meteoroid–ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh.
Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide atau bola api (fireball).
Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit.
Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.
Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk kawah meteor atau impact crater. Sedangkan, hujan (shower, rain) digunakan untuk menyebut sesuatu yang jatuh dalam jumlah yang banyak atau lebih dari satu.
Hujan meteor (meteor shower) ini merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun.
Hal inilah yang disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Berikut ini jadwal hujan meteor di Indonesia selama tahun 2021.
No. | Hujan Meteor | Puncak (di Indonesia) | Fase Bulan | Masa Aktif | Intensitas (meteor/jam) |
1. | Quadrantid | 4 Januari | Benjol Akhir | 12 Des – 12 Jan | 120 |
2. | Lyrid | 22 April | Benjol Awal | 16 – 26 April | 18 |
3. | Eta Aquarid | 6 Mei | Sabit Akhir | 19 Apr – 28 Mei | 40 |
4. | Delta Aquarid | 30 Juli | Benjol Akhir | 12 Jul – 23 Agt | 25 |
5. | Perseid | 12 Agustus | Sabit Awal | 17 Jul – 24 Agt | 150 |
6. | Draconid | 8 Oktober | Sabit Awal | 6 – 10 Oktober | bervariasi |
7. | Taurid Selatan | 10 Oktober | Perbani Awal | 10 Sep – 20 Nov | 5 |
8. | Orionid | 21 Oktober | Purnama | 2 Okt – 7 Nov | 15 |
9. | Taurid Utara | 12 November | Sabit Awal | 20 Okt – 10 Des | 5 |
10. | Leonid | 18 November | Benjol Awal | 6 – 30 November | 15 |
11. | Geminid | 14 Desember | Benjol Awal | 4 – 17 Desember | 120 |
12. | Ursid | 23 Desember | Benjol Akhir | 17 – 26 Desember | 10 |
Salah satu hujan meteor bulan ini adalah meteor Quadrantid yang mencapai puncaknya pada 4 Januari 2021. Hujan meteor ini aktif dari 12 Desember-12 Januari 2021. Quadrantid tidak berasal dari komet tetapi berasal dari asteroid 2003 EH1.
Quadrantid ini muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Quadrands Muralis. Quadran Muralis terletak di antara konstelasi Draco dan Bootes di dekat ekor konstelasi Ursa Mayor, dan saat ini termasuk ke dalam konstelasi Bootes.
Quadrantid dapat terlihat paling jelas bagi pengamat yang terletak di belahan Bumi bagian utara, karena posisi titik radian atau arah datangnya Quadrantid berada di langit utara.
Hujan meteor setelah Januari adalah Lyrid yang mencapai puncaknya pada 22 April 2021. Titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra yang penampakannya muncul dimulai tanggal 16 hingga tanggal 26 pada bulan April sehingga sering disebut juga dengan April Lyrids.
Puncak hujan meteor ini di tahun 2021 akan terjadi pada tanggal 22 April mendatang dengan fase Bulan benjol awal berumur 10 hari sehingga akan memengaruhi intensitas hujan meteor maksimum. Hujan meteor Lyrid dapat teramati sejak pukul 22.00 hingga keesokan harinya pukul 05.00 dengan kulminasi radian terjadi pada pukul 04.00.
Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80° dengan bidang sistem tata surya.
Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga hujan meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lainnya.
Puncak aktivitas Lyrid terjadi pada tanggal 22 April 2021 pukul 19.00 WIB sehingga waktu ketampakan terbaik baru dapat disaksikan ketika titik radian Lyrid terbit sejak pukul 22.00 di tanggal yang sama.
Anda dapat mengamati puncak hujan meteor pada tanggal-tanggal tersebut jika cuaca benar-benar cerah, langit yang luas, dan sedikit polusi cahaya.
Editor: Agung DH