tirto.id - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang berupaya memanfaatkan lomba lari maraton untuk memajukan sektor kepariwisataan daerah ini. Lomba maraton, menurut dia, layak dikemas dengan konsep sport tourism atau turisme olah raga.
Dia mencontohkan lomba Bandung West Java Marathon 2017, yang digelar pada hari ini, Minggu (30/7/2017), juga mengusung konsep turisme olah raga. Lomba ini diikuti oleh 6.500 pelari dan mayoritas datang dari luar Bandung.
"Ternyata sekitar 75 persen peserta berasal dari luar Kota Bandung, ini mencerminkan olahraga terbukti mampu punya dampak signifikan terhadap sektor pariwisata," kata Deddy di Bandung pada Sabtu (29/7/2017) sebagaimana dilaporkan Antara.
Dia optimistis ribuan peserta lomba maraton itu akan menikmati pengalaman berolahraga sekaligus melihat banyak obyek wisata di sekitar Bandung.
"Kita tahu bahwa Jabar khususnya Bandung memiliki beragam daya tarik wisata seperti kuliner, fashion, seni budaya, sejarah dan wisata alam," kata dia.
Kepala Bagian Publikasi Humas Setda Pemprov Jabar, Ade Sukalsah mengatakan lomba maraton serupa akan lebih sering digelar. Acara sejenis akan digelar lagi, yakni West Java Marathon, pada 15 Oktober 2017 di wilayah perkebunan Teh, Bandung Selatan.
Pratiwi Juniarsih, perwakilan PT Amerta Indah Otsuka, penyelenggara Bandung West Java Marathon 2017, mengatakan acara ini sudah ketiga kalinya digelar secara berturut-turut tiap tahun. Pada tahun ini, demi kenyamanan pelari, panitia menyebar 500 orang yang bertugas memantau kondisi peserta.
"Untuk kenyamanan pelari kita juga sudah sosialisasi melalui media sosial, ada dehidrasi point di 22 titik, kami juga telah koordinasi dengan 12 rumah sakit, 2 Puskesmas dan 1 Poliklinik," kata Pratiwi.
Adapun rute Bandung West Java Marathon 2017 akan melewati berbagai lokasi situs bersejarah antara lain Gedung Sate-Fly Over Pasupati-Gedung Merdeka-Jalan Asia Afrika-Masjid Raya/Alun-Alun-Jalan Braga.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom