Menuju konten utama

IRRI Imbau RI Ekspor Beras, Ini Jawaban Jokowi

Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya memastikan kecukupan stok dan kebutuhan beras Nasional hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor.

IRRI Imbau RI Ekspor Beras, Ini Jawaban Jokowi
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk memastikan dulu kecukupan stok dan kebutuhan beras Nasional hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai Jokowi menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan baiknya sistem ketahanan pangan yang dimiliki.

"IRRI tadi menyampaikan Indonesia sebaiknya melakukan ekspor, tetapi ekspor beras-beras berkualitas tinggi. Tapi perintah Presiden, pastikan dulu stok nasional dan kebutuhan nasional itu tersedia, baru berpikir untuk ekspor," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dikutip dari Antara, Minggu (14/8/2022).

Syahrul menjelaskan ekspor akan dilakukan jika kebutuhan beras nasional terpenuhi. Terutama di tengah tantangan krisis pangan yang dihadapi dunia, termasuk tanah air.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kebutuhan konsumsi beras nasional sebesar 30,03 juta ton per tahun. Syahrul menjelaskan jika keputusan ekspor diambil, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pangan Nasional harus memastikan betul bahwa stok beras benar-benar aman.

"Kalau toh harus ekspor, maka ekspor dalam batas-batas saya dengan Pak Arief (Badan Pangan Nasional), dengan Bappenas, harus merencanakan betul, jangan sampai...Kita harus punya stok sampai dua tahun yang kita anggap aman," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia pada 2024 bisa melakukan swasembada jagung. Hal itu seiring pemerintah sedang mengerjakan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut, termasuk intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian jagung.

“Jagung yang dulu tujuh tahun yang lalu kita harus impor 3,5 juta ton tapi hari ini kita hanya impor 800 ribu ton ini lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan terus menerus konsen ke sana insyaallah kita tak impor lagi dalam 2-3 tahun mendatang seperti beras yang sudah 3 tahun tidak impor,” kata dia dalam Penghargaan dari International Rice Research Institute kepada Indonesia, Minggu (14/8/2022).

Baca juga artikel terkait EKSPOR BERAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin