Menuju konten utama

Ironi Tewasnya Suporter Timnas dari Pengakuan Keluarga

Suporter timnas yang menjadi korban tewas adalah sosok yang selama ini khawatir soal keamanan di stadion.

Ironi Tewasnya Suporter Timnas dari Pengakuan Keluarga
Pesepakbola Indonesia Stefano Janjtje Lilipaly berebut bola dengan pesepakbola Fiji Kolinio Vakarauvanua Sivoki pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id -

Suasana duka masih menyelimuti rumah suporter timnas yang jadi korban tewas ledakan kembang api dalam pertandingan sepakbola uji coba Tim Nasional (timnas) Indonesia lawan Timnas Fiji, Catur Juliantono. Catur meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi Barat Sabtu malam (2/9), dimakamkan hari ini di TPU Kampung Sumur, Jakarta Timur sekitar pukul 10.00 WIB.

Nurhasan, mertua Catur mengakui menantunya memang penggemar sepakbola. Salah satu klub idolanya adalah Persija. "Dia sih sukanya Jakmania, Persija," kata Nurhasan di rumah duka yang berlokasi di Jalan Kampung Sumur RT 4/RW 10, Klender, Jakarta Timur pada Minggu (3/9)

Namun, menurut Nurhasan, sosok Catur sebelumnya tidak pernah menonton secara langsung pertandingan Persija di stadion. Alasannya khawatir dengan faktor keamanan--yang pada akhirnya kekhawatiran itu justru benar-benar terjadi . Nurhasan tak menyangka pilihan Catur mendukung Timnas menjadi momen terakhir sang menantu.

"Cuman enggak pernah nonton aja, soalnya takut rusuh. Kemarin itu kan Timnas, makanya nonton," kata Nurhasan.

Kakak pertama Catur yang bernama Ardi juga mengenang adiknya sebagai pecinta sepakbola yang baik dan tidak neko-neko. "Dia suka banget sepakbola," ucap Ardi.
Ardi menyebutkan bahwa Catur adalah seorang penggemar Timnas Indonesia dan mengidolakan sosok Irfan Bachdim.

"Padahal biasanya juga kalau nonton ya di TV saja," kata Ardi.
Kabar meninggalnya Catur disampaikan istrinya kepada Ardi tak lama setelah pukul 18:00 WIB. Ardi bercerita saat itu ia sedang pulang dari kerjanya.
"Enggak dikasih tahu kalau meninggal, istrinya cuma bilang kalau adik kecelakaan," ujar Ardi.

Saat Ardi tiba di Rumah Sakit Mitra Keluarga pada pukul 20:00 WIB ia melihat banyak aparat keamanan yang berjaga. "Saya datang sama adik ipar saya, dan di situ sudah banyak polisi," tutur Ardi.

Kendati demikian, Ardi mengaku belum berbincang dengan pihak kepolisian terkait kasus kematian Catur. Menurut Ardi, polisi lebih banyak berkomunikasi dengan pihak keluarga istri korban.

Masih pada kesempatan yang sama, kakek mertua Catur yang bernama Muhammad Rokhib turut mengenang Catur sebagai pribadi yang sopan. "Adabnya baik. Selama dia nikah sama cucu saya, enggak ada tuh perkataan dia yang bikin sakit hati," ungkap Rokhib.

Baca juga:Indonesia vs Fiji: Satu Penonton Tewas Gara-gara Kembang Api

Rokhib pun mengaku sudah ikhlas dengan kepergiannya. Catur yang sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan yang bergerak di sektor kelistrikan. Kepergian Catur pun meninggalkan Ismi dan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun.

Sebelumnya, Sabtu (3/9) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan seorang penonton pertandingan persahabatan internasional Indonesia versus Fiji di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, meninggal dunia karena terkena lontaran kembang api usai laga.

"Kembang api itu diterbangkan dari tribun selatan ke tribun timur seketika usai pertandingan. Satu orang terkena kembang api itu dan saat ini kondisi korban meninggal dunia," kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi seperti dikutip Antara.

Terduga pelaku yang diketahui lebih dari satu orang sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan kini menjalani pemeriksaan. Ratu Tisha menyebut PSSI sebenarnya sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi dalam laga persahabatan internasional tersebut. Namun, dia mengakui ada penonton yang lolos membawa kembang api yang akhirnya berakibat fatal.

"PSSI langsung menemani korban dari awal kejadian hingga ke rumah sakit. Kami mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengutuk sikap seperti ini dan semua tindakan yang bisa menghancurkan sepak bola nasional," tutur Ratu.

Sementara itu, Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo mengatakan bahwa PSSI juga akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Gatot pun berharap PSSI tidak mendapatkan sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ataupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akibat hal itu.

"Mudah-mudahan tidak sampai ke sana," tuturnya.

Adapun kronologis kejadian dari pihak PSSI, kembang api itu diluncurkan dari tribun penonton sesaat setelah wasit Spartak Danilenko asal Kyrgyzstan meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Bukannya ke atas, kembang api itu malah meluncur horizontal dari tribun selatan menuju ke tribun timur dan tepat menghantam wajah Catur Yulianto.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN SUPORTER atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Jay Akbar