Menuju konten utama

Irak Gempur Mosul Barat Tewaskan Enam Panglima Asing ISIS

Serangan udara koalisi internasional terhadap posisi IS menewaskan enam pemimpin kelompok itu, dan pasukan Pemerintah Irak, yang memerangi petempur IS, merebut kembali lebih banyak wilayah di pusat Kota Kuno Mosul.

Irak Gempur Mosul Barat Tewaskan Enam Panglima Asing ISIS
Pengungsi Irak yang meninggalkan rumah berhenti untuk diperiksa oleh pasukan Irak, ketika pasukan Irak berperang melawan militan Islamic State di barat Mosul, Irak, Senin (13/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Suhaib Salem/cfo/17

tirto.id - Pasukan Pemerintah Irak, yang memerangi petempur IS, merebut kembali lebih banyak wilayah di pusat Kota Kuno Mosul, sementara serangan udara koalisi internasional terhadap posisi IS menewaskan enam pemimpin kelompok itu.

Helikopter-helikopter angkatan bersenjata Irak menggempur posisi-posisi ISIS di dalam Kota Tua, Mosul barat, ketika pasukan darat Irak bertempur sengit dari jalan ke jalan untuk mengurung jantung pertahanan ISIS dan simbol kekuatan ISIS di Irak, Masjid al-Nuri.

Serangan udara pasukan koalisi internasional pimpinan AS dilancarkan di Daerah Souq Ash-Shaareen di pusat kota yang dikuasai IS di Mosul Barat, yang oleh warga setempat dikenal dengan nama Tepi Kanan Sungai Tigris, yang membelah Mosul, kata pernyataan Komando Operasi Gabungan (JOC).

Serangan udara koalisi pimpinan AS yang mendukung pasukan Irak dalam kampanye merebut kembali Mosul itu juga menewaskan enam militan asing yang menjadi para panglima di front barat Mosul, termasuk seorang asal Rusia yang menjadi pemimpin senior ISIS, kata menteri pertahanan Irak.

Menurut laporan intelijen, sebagaimana dikutip Xinhua -yang dipantau Antara di Jakarta, Senin (20/3/2017) pagi, keenam orang yang tewas adalah Abdul Kreem Ar-Roosy (warga negara Rusia), Salih Al-Ahmed (warga Prancis asal Suriah), Abu Duaa Al-Magribi (asal Marokko), Yousif Uwni (Turki), Abdullah Humoud (Marokko) dan Milad Seiro (warga negara Inggris asal Aljazair).

Kemarin pasukan dari polisi federal Irak merangsek melewati stasiun kereta di Mosul barat untuk mengepung Masjid al-Nuri yang merupakan tempat dari mana pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan ISIS pada Juli 2014 setelah militan garis keras ini menguasai bentangan wilayah dari Irak sampai Suriah.

Warga kota Mosul segera mengungsi dari daerah-daerah pertempuran dan kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

"Polisi Federal dan pasukan Reaksi Cepat melanjutkan serangan ofensifnya setelah operasi dihentikan akibat cuaca burul. Pasukan ini punya target merebut kembali bagian-bagian Kota Tua yang belum dikuasai," kata seorang juru bicara polisi seperti dikutip Reuters.

Perang merebut kembali benteng terkuat terakhir ISIS di Irak itu sudah memasuki bulan keenam. Pasukan Irak sejauh ini sudah menduduki kembali seluruh bagian timur kota Mosul, dan separuh dari bagian barat Mosul. Kini mereka fokus menguasai Kota Tua.

Pasukan Irak Kuasai Lebih Banyak Wilayah ISIS

Sementara itu, personel Komando Dinas Kontra-Terorisme (CTS) terlibat bentrokan sengit melawan petempur IS selama Minggu (19/3/2017) dan membebaskan Permukiman Nablus di bagian barat pusat kota kuno tersebut, menurut sumber militer Irak. Mereka mengibarkan bendera Irak di atas beberapa gedung, kata Abdul-Amir Yarallah dari Komando Operasi Gabungan (JOC) di dalam satu pernyataan.

Pasukan Khusus elit CTS juga berperang melawan anggota IS di beberapa permukiman di dekatnya, saat mereka bergerak maju makin dekat ke ujung barat pusat Kota Kuno Mosul, tempat ratusan ribu warga sipil diduga masih terjebak di bawah kekuasaan IS.

Sementara itu, kemajuan brigade Polisi Federal dan Pasukan Reaksi Cepat, satuan elit Kementerian Dalam Negeri, terhambat oleh cuaca buruk dan perlawanan sengit petempur IS di Permukiman Bab At-Toub, yang baru dibebaskan, dan daerah di sekitarnya.

Di dekat Mosul, Divisi Lapis Baja Ke-9 Angkatan Darat merebut kembali Daerah Al-Mulawtha dan satu desa di sebelah utara Kota Kecil Badush, sekitar 10 kilometer di sebelah barat-laut Mosul, setelah mengalahkan petempur IS, dan menewaskan banyak di antara mereka, kata pernyataan itu.

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi, yang juga adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, pada 19 Februari mengumumkan dimulainya serangan untuk mengusir petempur garis keras dari sisi barat Mosul.

Pada akhir Januari, Al-Abadi mengumumkan pembebasan sisi timur Mosul, atau Tepi Kiri Sungai Tigris, setelah lebih dari 100 hari pertempuran melawan anggota IS.

Namun, bagian barat Mosul, dengan jalannya yang sempit dan penduduk antara 750.000 dan 800 orang, tampaknya menjadi tantangan yang lebih besar buat pasukan Irak.

Mosul, 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah dikuasai IS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah meninggalkan senjata mereka dan melarikan diri, sehingga memungkinkan anggota IS merebut banyak wilayah di Irak Utara dan Barat.

Baca juga artikel terkait PEMBEBASAN MOSUL atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri