tirto.id - Pada dasarnya, setiap inovasi lahir dari penggabungan hal-hal yang telah ada untuk tujuan baru.
Walter Isaacson dalam The Innovators: Kisah para Peretas, Genius, dan Maniak, yang Melahirkan Revolusi Digital(2015) menulis: “Era digital mungkin terkesan revolusioner, tetapi pertumbuhannya dibangun berdasarkan ide-ide yang diwariskan dari generasi terdahulu. Kolaborasi bukan saja terjalin di antara rekan sejawat, melainkan juga antargenerasi. Para inovator terbaik ialah mereka yang memahami alur perubahan teknologi dan melanjutkan pekerjaan para inovator terdahulu.”
Michael Aldrich, seorang entrepreneur dan inovator berkebangsaan Inggris, kerap disebut sebagai orang yang menyediakan dasar bagi e-commerce atau perdagangan elektronik. Aldrich, yang tak begitu menyukai keharusan belanja kebutuhan sehari-hari keluarganya setiap pekan, membayangkan bagaimana seandainya ia bisa menghubungkan televisi dan supermarket untuk berbelanja dari jauh. Pada 1979, Aldrich merealisasikan gagasan itu: ia menghubungan televisi dengan jalur telepon, dan menciptakan “teleshopping.”
Pada awal 1990an, ketika internet masih dalam tahap pengembangan, muncul ide bahwa teknologi informasi baru tersebut, digabungkan dengan kebijakan-kebijakan publik yang inovatif, dapat semakin memudahkan konsumen dalam berbelanja. Internet tegak dan segera dimanfaatkan untuk urusan komersial. Situs-situs online marketplace seperti Amazon dan Ebay tumbuh dengan cepat.
E-commerce punya keuntungan besar dibandingkan toko-toko konvensional atau pemesanan lewat surat. Pada situs-situs onlinemarketplace, para pelanggan bisa melihat harga, menyusun daftar pesanan dengan santai, memilih produk dari opsi yang sangat luas, hingga mencari harga terbaik hanya dengan beberapa klik.
Inisiatif Penting untuk Masa Kini
Industri otomotif mengalami perubahan besar dalam satu dekade terakhir, berkat, salah satunya, perluasan penggunaan internet dan media sosial. Menurut Lin Grosman, Direktur Pemasaran GoDataFeed, pemanfaatan e-commerce adalah sebuah keharusan bagi para pemain industri ini.
Bobby Akbar (28 tahun), seorang tour operator di Bandung, misalnya, mengeluhkan bahwa membeli mobil merupakan hal yang menguras tenaga. Kepada Tirto, ia mengatakan: “Untuk mengetahui detail harga dan spesifikasi mobil saja, paling cepat saya menghabiskan waktu 2 hari hingga deal. Itu belum termasuk riset, atau test drive jika mobil yang saya inginkan ternyata tidak ada—artinya harus menunggu lagi.”
Pasar berubah dan perusahaan-perusahaan harus mengerti: integrasi pengalaman belanja fisik dan online sangat penting, lebih-lebih karena kini para konsumen semakin sering membuat keputusan berdasarkan informasi-informasi yang mereka serap di internet. Pada 2020, 40% pasar otomotif akan terdiri dari para milenial. Dan 95% milenial yang membeli mobil, menurut riset AutoTrader, membeli mobil dengan memanfaatkan internet.
Di Indonesia, online marketplace otomotif bukanlah hal baru. Demikian pula asuransi kendaraan dan layanan pascapenjualan. Semua sudah terdigitalisasi. Tetapi ada celah yang tersisa: layanan-layanan itu sebagian besar berdiri sendiri-sendiri. Di titik inilah Grup Astra melihat celah itu dan mengisinya dengan produk yang visioner.
“Kalau saja ada aplikasi yang merangkum semua itu,” kata Bobby, “akan sangat memudahkan.”
Sadar bahwa industri otomotif merupakan “halaman belakang”nya, Grup Astra meluncurkan Seva.id: integrasi berbagai lini bisnis dalam satu platform yang dapat diakses secara digital. Seva lahir dalam tradisi perusahaan raksasa yang terpercaya dalam hal penjualan kendaraan, penyediaan asuransi, hingga jasa perawatan kendaraan.
“Di Seva.id, Anda dapat melakukan pemesanan kendaraan, tukar tambah kendaran lama, melakukan permohonan test drive, menghitung cicilan bulanan dengan kalkulator kredit, melakukan penjadwalan servis kendaraan, mencari dealer terdekat, hingga menemukan lokasi parkir terdekat. Selain itu, kami pun menjalin kerjasama dengan dealer-dealer otomotif dan perusahaan pembiayaan dan asuransi kendaraan yang dapat langsung menjangkau Anda,” demikian keterangan pihak Seva.id.
Di era serba-gegas seperti sekarang ini, kemudahan adalah keharusan. Seva.id, dengan layanan serba ada (one stop service) yang ditawarkannya, memangkas pelbagai keruwetan soal kepemilikan kendaraan. Ia bahkan bisa jadi urusan yang menggembirakan—bila Anda mengikuti program penjualan kilat yang akan digelar secara rutin sampai beberapa waktu ke depan.
Program yang dinamai Flashmob (flash sale mobil) itu memberi Anda kesempatan mendapatkan mobil baru hanya seharga Rp50 juta. Cara kerjanya: Seva.id menanggung selisih harga mobil tersebut. Untuk mobil seharga Rp500 juta, misalnya, Seva.id akan mensubsidi Rp450 juta.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada September hingga Desember 2018. Sebuah Toyota Yaris sudah dimenangkan. Selanjutnya, pada 24 September, ada Toyota Fortuner. Nantikan mobil-mobil menarik lainnya selama periode Flashmob berlangsung. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, sila kunjungi Seva.id.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis