tirto.id - Kecanggihan kapal perang BRP Tarlac buatan Indonesia mendapat pujian dari Filipina. Hal itu disampaikan oleh anggota Angkatan Laut Filipina Captain Francis Alexander Jose yang mewakili Kementerian Pertahanan Filipina dalam rombongan pengiriman kapal perang itu dari Surabaya menuju Manila.
Jose mengaku sangat bangga dengan kapal perang buatan bangsa Indonesia tersebut ketika ditemui di atas kapal BRP Tarlac, di Perairan Filipina, Jumat, (13/5/2016).
Menurut Jose, kapal perang itu mampu melakukan beberapa manuver sambil memaksimalkan kecepatan yang dimiliki kapal hingga mencapai 16,2 knot namun tetap stabil.
"Bagus, dan saya merasakan sendiri dengan memaksimalkan kecepatan yang dimiliki “Strategic Sealift Vessel” (SSV) Tarlac, terbukti tetap stabil dan tidak ada goncangan," ucap Jose usai melakukan tes kecepatan maksimal saat kapal memasuki Selat Makassar, dalam pengiriman kapal perang itu dari Surabaya, Indonesia menuju Manila.
Selain itu, kapal perang tersebut didukung oleh dua kapal pendukung atau "landing craft utility" (LCU) ke dalam bagian belakang kapal.
LCU merupakan salah satu fasilitas kecanggihan kapal jenis SSV Tarlac (LD-601) tersebut, dan kapal kecil LCU berfungsi untuk mendukung peperangan di wilayah pantai, sekaligus dapat mengangkut sejumlah peralatan perang.
Saat proses manuver, kapal SSV Tarlac sempat menenggelamkan bagian belakang tubuh kapal hingga kedalaman dua meter, agar dua kapal pendukung bisa masuk ke bagian belakang kapal. Setelah itu, pintu belakang kapal terbuka dan dua kapal bergiliran masuk menuju badan kapal, dan menaikkan kembali dalam posisi normal dengan membuang air yang sebelumnya masuk ke lambung belakang kapal.
Kapal Tarlac juga memiliki alat pemadam kebakaran yang berfungsi untuk membantu pemadaman apabila terjadi kebakaran kapal.
Sementara itu, General Manager Kapal Niaga Satriyo Bintoro selaku pimpinan perjalanan ekspor perdana kapal perang dari Surabaya menuju Manila mengakui bahwa semua manuver dilakukan secara maksimal selama perjalanan.
Tujuannya, menurut Bintoro, untuk menunjukkan fungsi dan kegunaan beberapa peralatan canggih yang dimiliki kapal tersebut kepada angkatan laut Filipina yang ikut serta dalam perjalanan. Hal itu agar setelah serah terima kapal langsung menjadi tanggung jawab Kementerian Pertahanan negara setempat.(ANT)
Penulis: Yantina Debora
Editor: Putu Agung Nara Indra