tirto.id - Operasi hidung (rhinoplasty) bisa jadi salah satu solusi untuk memperbaiki bentuk hidung. Bukan hanya karena alasan estetika atau untuk membuat bentuk hidung lebih menarik, tapi bisa juga karena alasan kesehatan.
Dengan menjalani operasi hidung, seseorang dapat mengubah ukuran hidungnya, baik itu lebar maupun profilnya (penampilan tampak samping). Selain itu, operasi ini juga memungkinkan seseorang untuk mengubah bentuk lubang hidung, ujung hidung, atau membuat hidung menjadi lebih simetris.
Secara lebih rinci, operasi hidung dapat dilakukan dengan tujuan berikut:
- Meluruskan hidung yang bengkok
- Memperbesar atau memperkecil ukuran hidung
- Meninggikan area hidung yang rata
- Mengubah tampilan ujung hidung
- Memperbaiki punuk hidung
- Memperbaiki cacat hidung yang didapat dari lahir
- Memperbaiki kerusakan hidung yang disebabkan oleh cedera dan penyakit seperti infeksi atau kanker
- Membuka saluran hidung untuk meningkatkan pernafasan
Syarat melakukan operasi hidung
Operasi hidung bukanlah prosedur yang bisa dilakukan oleh sembarang orang karena ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Syarat utama yang harus dipenuhi antara lain:
- Kesehatan
Melansir laman Mayo Clinic, dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang riwayat kesehatan. Misalnya pengalaman penyakit yang berkaitan dengan hidung, riwayat operasi, atau tentang obat-obatan yang sedang digunakan.
Seseorang tidak boleh melakukan operasi hidung apabila memiliki kelainan pendarahan seperti hemofilia. Pasien juga harus terbuka tentang kondisi kesehatannya, termasuk bila memiliki alergi, mengalami masalah mental, atau sedang menjalani perawatan tertentu.
- Atas kehendak sendiri
Operasi hidung merupakan prosedur medis yang hasilnya tidak bisa langsung terlihat dalam waktu singkat. Butuh waktu berbulan-bulan, bahkan setahun untuk dapat melihat hasil akhirnya.
Jika menjalani operasi karena adanya paksaan, bukan tidak mungkin si pasien akan merasa tidak sabar dan berpengaruh pada kondisi psikologisnya.
- Pelajari seluk beluk operasi hidung
Selain itu, pasien juga harus sadar bahwa mungkin ada hal-hal yang tidak bisa direalisasikan lewat operasi hidung. Misalnya ingin hidung yang sangat mancung, tapi hal ini tidak bisa terwujud apabila jaringan hidungnya kurang kuat
Resiko operasi hidung
Setiap prosedur operasi akan memiliki resiko tersendiri terhadap kesehatan. Mengutip dari laman Better Health, berikut adalah beberapa resiko komplikasi yang mungkin bisa terjadi pasca operasi hidung:
1. Pendarahan hebat dari titik/ area operasi.
2. Infeksi yang membutuhkan perawatan antibiotik atau bahkan operasi lanjutan.
3. Reaksi alergi terhadap jahitan, pembalut luka, atau cairan antiseptik.
4. Penggumpalan darah (hematoma) di bawah area sayatan operasi.
5. Pembentukan keloid dan bekas luka hipertrofik. Ini adalah bekas luka yang menebal dan menonjol di bekas sayatan. Meski tidak mengganggu kesehatan, bekas luka ini bisa terasa gatal, membuat tidak nyaman, dan mengganggu penampilan.
6. Penyembuhan lambat yang bisa disebabkan karena diabetes dan kebiasaan merokok.
7. Merasa mual akibat anestesi.
8. Rasa sakitnya mungkin akan parah dan berlangsung lama.
9. Hidung mati rasa atau mengalami perubahan sensasi setelah memar dan bengkaknya mereda.
10. Gigi bagian atas depan mungkin akan ikut mati rasa untuk sementara.
11. Ada kemungkinan bahwa hasil atau bentuk hidung tidak sesuai dengan yang diharapkan dan membutuhkan operasi lebih lanjut untuk perbaikan.
12. Indera penciuman beresiko terganggu. Dalam kasus yang jarang terjadi, indera penciuman mungkin bisa berkurang atau hilang.
13. Kulit area bawah mata bisa menjadi lebih gelap selama lebih dari 6 bulan.
14. Struktur dasar hidung bisa melemah dan menyebabkan hidung menjadi rata.
15. Jika menggunakan implan, implan tersebut bisa mencuat ke dalam hidung atau keluar menembus kulit.
16. Pernafasan terganggu akibat saluran hidung yang menyempit.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari