Menuju konten utama

Inggris Waspadai Serangan Baru Pascateror Bom Manchester

Inggris menaikkan tingkat kewaspadaannya terhadap ancaman teror menjadi "kritis", yang berarti sebuah serangan baru diyakini akan segera terjadi, dan militer dikerahkan untuk membantu polisi bersenjata.

Inggris Waspadai Serangan Baru Pascateror Bom Manchester
Dua perempuan terbungkus selimut thermal berdiri di dekat Manchester Arena, dimana penyanyi Amerika Serikat Ariana Grande tampil, di Manchester, utara Inggris, Inggris, Selasa (23/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Yates.

tirto.id - Inggris menaikkan tingkat kewaspadaannya terhadap ancaman teror menjadi "kritis", yang berarti sebuah serangan baru diyakini akan segera terjadi, dan militer dikerahkan untuk membantu polisi bersenjata, menurut Perdana Menteri Inggris Theresa May, Selasa (23/5/2017) waktu setempat.

"Kita tidak dapat mengabaikan bahwa ada sekelompok individu yang lebih luas terkait dengan serangan ini," katanya setelah seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan 22 orang, termasuk anak-anak, di sebuah konser musisi pop Ariana Grande pada Senin malam di Manchester.

Berbicara dari kediamannya di Downing Street, May mengatakan bahwa polisi bersenjata yang biasanya melindungi titik-titik strategis akan digantikan oleh anggota angkatan bersenjata di bawah Operation Temperer.

"Ini berarti bahwa polisi bersenjata yang bertugas menjaga lokasi-lokasi utama akan digantikan oleh angkatan bersenjata, yang akan memungkinkan polisi untuk secara signifikan meningkatkan jumlah petugas bersenjata yang berpatroli di lokasi-lokasi kunci," tuturnya.

"Anda mungkin juga melihat personel militer ditempatkan di acara tertentu seperti konser dan pertandingan olahraga, membantu polisi menjaga keamanan publik," katanya seperti dilansir AFP.

Dia menambahkan anggota angkatan bersenjata akan meningkatkan pengamanan di tempat-tempat penting dan personel militer dapat dikerahkan ke acara-acara publik seperti konser dan olahraga.

"Semua aksi terorisme itu pengecut. Tapi serangan ini luar biasa pengecut karena sengaja menargetkan anak-anak dan remaja tak berdosa tanpa pertahanan yang seharusnya menikmati malam paling berkesan dalam hidup mereka," kata Perdana Menteri Theresa May.

Terakhir kali tingkat kewaspadaan dinaikkan menjadi kritis di Inggris terjadi pada Juni 2007 setelah percobaan pengeboman mobil di Bandara Glasgow.

Polisi Inggris pada Selasa waktu setempat mengidentifikasi tersangka pelaku serangan bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang di gedung konser Manchester, dan menyatakan mereka berusaha mencari tahu apakah dia bertindak sendiri atau dengan bantuan pihak lain.

Polisi menyatakan pria yang dicurigai melancarkan pengeboman paling mematikan di Inggris dalam hampir 12 tahun itu bernama Salman Ramadan Abedi (22), namun polisi menolak memberikan informasi lebih rinci mengenai dia.

Sumber-sumber keamanan Amerika Serikat, mengutip pejabat intelijen Inggris, mengatakan bahwa Salman Abedi lahir di Manchester tahun 1994 dari keluarga asal Libya. Dia diyakini datang dari London menggunakan kereta sebelum penyerangan.

"Prioritas kami, bersama dengan jaringan kontra-terorisme polisi dan mitra keamanan kami, adalah untuk menetapkan apakah dia bertindak sendiri atau bagian dari jaringan lebih luas," kata kepala polisi Manchester, Ian Hopkins, seperti dikutip The Guardian.

Penyerang memasang bom rakitan itu saat kerumunan orang keluar dari Manchester Arena usai menonton konser bintang pop Ariana Grande, yang populer di kalangan remaja perempuan.

Baca juga artikel terkait BOM MANCHESTER atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri