tirto.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin berencana meletakkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Langkah ini dianggap sebagai respons Kremlin atas sikap Inggris yang akan mengirim peluru lapis baja dengan kandungan uranium ke medan perang di Ukraina.
Seperti diberitakan AP News, 26 Maret 2023, senjata nuklir yang dipasang Rusia di negara sekutunya, Belarusia, akan digunakan di medan perang.
Senjata ini mempunyai jangkauan jarak pendek dengan hasil yang lebih rendah, jika dibandingkan hulu ledak nuklir dengan rudal jarak jauh.
Rencananya, proses pemindahan dan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir di Belarusia itu selesai pada 1 Juli 2023.
Menurut Putin, hal yang sama selama ini juga dilakukan oleh AS yang mempunyai fasilitas di sejumlah negara Eropa, seperti Belgia, Jerman, Italia, Belanda, serta Turki.
"Kami melakukan apa yang telah mereka lakukan selama beberapa dekade, menempatkannya di negara-negara sekutu tertentu, menyiapkan platform peluncuran dan melatih kru mereka. Kami akan melakukan hal yang sama," tegas Putin.
Langkah Rusia meletakkan senjata nuklir di Belarusia juga tidak terlepas dari rencana Inggris, yang siap menyuplai peluru penembus lapis baja dengan kandungan uranium ke Ukraina.
Respons Sejumlah Negara Atas Langkah Rusia
Sejumlah negara telah memberikan respons terkait langkah Rusia yang akan memasang senjata nuklir taktis di utara Ukraina itu.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mendesak Belarusia agar menolak rencana Rusia. UE pun sudah menyiapkan sanksi lanjutan andai negara tersebut bersedia dipakai sebagai pangkalan nuklir Kremlin.
"Belarus menjadi tuan rumah bagi senjata nuklir Rusia akan bermakna eskalasi yang tidak bertanggung jawab dan ancaman terhadap keamanan Eropa. Belarus masih bisa menghentikannya, itu adalah pilihan mereka. Uni Eropa siap untuk menanggapi dengan sanksi lebih lanjut," tulis Borrell lewat Twitter.
Adapun AS masih memantau situasi terkini. John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengungkapkan, belum ada tanda-tanda Rusia segera memindahkan senjata nuklirnya ke wilayah Belarusia.
"Kami belum melihat adanya indikasi bahwa dia [Putin] telah memenuhi janjinya atau memindahkan senjata nuklirnya," ujar Kirby seperti dikutipAl-Jazeera.
Sedangkan Ukraina minta segera diadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB guna menyikapi rencana Rusia tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri Ukraina, mereka "mengharapkan tindakan yang efektif dari Inggris, Cina, Amerika Serikat dan Perancis demi menangkal nuklir Kremlin. Kami menuntut agar pertemuan luar biasa Dewan Keamanan PBB segera diadakan untuk tujuan ini."
Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-397
Disampaikan oleh Reuters, pasukan Ukraina melalui panglima tertinggi Jenderal Valery Zaluzhniy menyatakan, mereka telah berhasil melumpuhkan serangan Rusia di kota Bakhmut, timur Ukraina, pada Sabtu, 25 Maret 2023.
Staf Umum Ukraina juga mengatakan bahwa pihaknya setelah menghalau 85 serangan Rusia selama 24 jam terakhir, termasuk yang terjadi di kawasan Bakhmut.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, serangan Rusia di wilayah itu telah berhenti akibat banyaknya anggota yang tewas setelah menggencarkan serangan selama sekian bulan.
Sementara pihak Rusia mengklaim telah menghajar beberapa wilayah di Ukraina. Dilaporkan Russia News Agency, juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov menuturkan, terdapat 84 unit artileri Ukraina yang dihancurkan selama serangan pada hari Minggu, 26 Maret 2023.
"(Pasukan Rusia) memberikan kekalahan pada 84 unit artileri angkatan bersenjata Ukraina dalam posisi menembak, para tentara dan peralatan di 128 area," sebut Konashenkov.
Lantas, ia menambahkan sebuah sistem artileri M777 buatan AS telah hancur di daerah Kherson, beserta 20 prajurit Ukraina dan 1 howitzer self-propelled Akatsiya.
Untuk serangan di Kupyansk, Rusia juga mengklaim telah menghajar lebih dari 70 tentara Ukraina dan menghantam depot amunisi di wilayah Kharkov.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto