Menuju konten utama

Indonesia Sampaikan Simpati pada Korban Bom di Pakistan

Indonesia Sampaikan Simpati pada Korban Bom di Pakistan

tirto.id -

Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati yang mendalam kepada korban serangan teror saat perayaan paskah di Kota Lahore, Pakistan yang terjadi pada Minggu (27/3/2016), pukul 20.00 waktu setempat atau pukul 22.00 waktu Jakarta.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Pakistan, khususnya kepada korban dan keluarga korban," kata Pemerintah Indonesia dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu), sebagaimana dilansir Antara, Senin, (28/3/2016).

Ledakan bom yang terjadi di lapangan parkir di kota Lahore itu dilaporkan telah menewaskan setidaknya 65 orang dan ratusan lainnya luka-luka, termasuk wanita dan anak-anak.

"Di saat sebagian umat di dunia dan juga di Pakistan merayakan Hari Raya Paskah, tindakan teror yang terjadi kembali menunjukan pentingnya komunitas internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi ekstremisme dan radikalisme," kata Kemlu RI dalam pernyataannya.

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit di Lahore untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai kemungkinan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.

KBRI juga telah menghimbau para WNI di Pakistan, khususnya di kota Lahore untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan situasi serta menghindari pusat-pusat keramaian yang rawan menjadi sasaran serangan.

Menurut KBRI di Islamabad, saat ini jumlah WNI yang berada di Pakistan berjumlah 920 orang, dimana 752 orang berada di Islamabad dan 168 orang lainnya di Karachi.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi mengenai adanya WNI yang menjadi korban dalam serangan bom tersebut. 

KBRI juga telah membuka "hotline" pada nomor +923458571989. (ANT)

Baca juga artikel terkait BOM LAHORE atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora