tirto.id - Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi menyatakan telah melobi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Afrika Utara, Mesir agar melonggarkan tarif impornya bagi produk-produk Indonesia.
Saat ini, kata dia, tarif impor berbagai produk Indonesia, yang dipasarkan di Mesir, masih terhitung tinggi.
Retno mengatakan kemungkinan penurunan tarif impor ke Mesir terbuka karena kini Indonesia dan pemerintah negeri piramid itu telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang perekonomian.
"Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, Indonesia dan Mesir sepakat segera mengaktifkan kembali mekanisme bilateral komisi bersama tingkat Menteri yang terakhir terlaksana tahun 2007," kata Retno dalam siaran persnya pada Minggu (5/2/2017).
Retno menyatakan telah bertemu dengan Menteri Kerja Sama Internasional Mesir, Sahar Nasr pada akhir pekan kemarin. Keduanya bersepakat segera menugaskan para direktur jenderal kementerian di kedua negara untuk melakukan konsultasi bilateral pada April mendatang.
Pertemuan itu bertujuan mengidentifikasi berbagai peluang dan hambatan teknis di kerja sama ekonomi kedua negara. Hasil pertemuan itu akan menjadi dasar intensifikasi kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya di bidang perdagangan.
Retno mengimbuhkan telah meminta Mesir melakukan pengurangan tarif impor dengan memakai mekanisme kerja sama bilateral itu.
Pasar Mesir, yang berpenduduk 92 juta jiwa, merupakan potensi ekonomi yang signifikan bagi sasaran ekspor barang-barang asal Indonesia.
Berdasar keterangan para investor asal Indonesia di Mesir, yang ditemui Retno, komoditas minyak kelapa sawit, kopi, mie instan dan ban kendaraan bermotor merupakan barang ekspor unggulan ke Mesir. Produk kerajinan tangan dan perawatan tubuh asal Indonesia juga sangat diminati pasar Mesir.
"Sekitar 90 persen pengusaha di Mesir adalah UKM dan memiliki minat atas produk dari Indonesia. Ekspor produk Indonesia yang diminati pengusaha UKM di Mesir perlu didorong," ujar Retno.
Menurut Retno kerja sama dengan Mesir ini merupakan langkah signifikan Indonesia yang sedang menjajaki penguatan kerja sama ekonomi dengan banyak negara Afrika dan Timur Tengah.
"Mesir memiliki infrastruktur pelabuhan dan konektivitas yang baik dengan pasar di Afrika dan Timur Tengah yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia," kata dia.
Sebagai catatan, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Mesir pada periode Januari-Oktober 2016 mencapai 1,23 miliar dolar AS. Ekspor utama Indonesia ke Mesir, antara lain minyak kelapa sawit, produk ban, benang, kopi, dan suku cadang otomotif. Nilai investasi Indonesia di Mesir sampai dengan 2016 mencapai sekitar 50 juta dolar AS.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom