Menuju konten utama

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Anti Pengungsi

Organisasi HAM Amnesty International melakukan survei terhadap 27.000 lebih responden tentang peringkat terhadap beberapa negara pada skala kesediaan warga untuk menyambut menerima pengungsi ke dalam rumah rumah, lingkungan, kota, dan negara mereka, dan Indonesia masuk ke dalam tiga besar negara yang menolak untuk menerima pengungsi.

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Anti Pengungsi
(Ilustrasi) Pengungsi Rohingya beraktivitas di penampungan sementara Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh. Antara Foto/Rahmad.

tirto.id - Organisasi HAM Amnesty International pada Kamis (19/05/2016) mempublikasikan hasil survei dari 27 negara tentang keterbukaan negara dalam penerimaan pengungsi, dan secara mengejutkan, Indonesia masuk dalam hitungan tiga besar negara yang paling menolak akses pengungsi untuk masuk ke dalam negaranya.

Survei yang dilakukan pada 27.000 lebih responden itu menyebutkan dua negara "anti pengungsi" lainnya adalah Rusia dan Thailand. Sebagai catatan, di Rusia, 61 persen responden menyatakan bahwa mereka akan menolak akses pengungsi ke negara mereka.

"Data ini sudah berbicara," kata Shalil Shetty, sekretaris jenderal Amnesty International.

Lain halnya dengan Cina, survei menyebutkan jika Negara Tirai Bambu ini menempati peringkat pertama sebagai negara yang paling ramah. Sebanyak 46 persen warganya mengatakan siap menerima pengungsi ke rumah mereka.

Penduduk di Inggris menempati urutan kedua yang bersedia melakukannya dengan jumlah 29 persen.

Sementara pada posisi ketiga, Jerman disebut sebagai negara yang cukup ramah pengungsi, dengan hasil survei rata-rata 10 warga siap menerima pengungsi ke rumah mereka, 56 persen mengatakan bahwa mereka menyambut pengungsi di lingkungan mereka, dan 96 persen mengatakan siap menerimanya di negara mereka.

Survei yang dilakukan oleh konsultan strategi GlobeScan untuk Amnesty tersebut memberikan peringkat terhadap beberapa negara pada skala kesediaan warga untuk menyambut menerima pengungsi ke dalam rumah rumah, lingkungan, kota, dan negara mereka.

"Warga siap menyambut pengungsi," katanya, tetapi respons tidak manusiawi dari beberapa pemerintahan terhadap krisis pengungsi tersebut "benar-benar berbeda dari pandangan warganya," jelas Shalil Shetty.

Baca juga artikel terkait SURVEI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara