tirto.id - Kementerian Pertanian menyampaikan data terbaru mengenai aktivitas impor komoditas pangan utama. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Momon Rusmono menyebut jagung, kedelai sampai singkong masih menjadi komoditas terbesar yang diimpor pada 2020.
"Kebutuhan jagung impor ini untuk memenuhi kebutuhan industri pemanis buatan, kemudian untuk singkong kebutuhan untuk [tepung] tapioka,” kata dia dalam rapat bersama Komisi IV, DPR RI DI Gedung Parlemen Senayan, Selasa (17/11/2020).
Berdasarkan data yang dipaparkan Kementan, secara rinci mencatat hingga Januari sampai September 2020, Indonesia masih mengimpor 911.194 ton jagung atau senilai 233 juta dolar AS. Angka ini lebih rendah dibanding angka impor di periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 1.073.331 ton senilai 273 juta dolar AS.
Selain itu, pada tahun ini Indonesia juga menerima 5.716.252 juta ton kedelai impor senilai 2,2 miliar USD. Angka impor tahun ini lebih tinggi dibandingkan jumlah kedelai impor tahun lalu yang hanya 5.122.424 ton.
"Kemudian untuk kedelai yang fresh itu kita impor 2,7 juta ton, sementara sisanya merupakan kedelai olahan,” kata dia.
Kemudian tercatat pula Indonesia mengimpor 136.889 ton singkong seharga 58 juta dolar AS di tahun ini. Angka ini jauh lebih rendah dibanding konsumsi singkong impor di periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 281.646 ton.
Selain data komoditas utama, kementan juga memaparkan data komoditas impor lainnya. Seperti gandum yang sampai September 2020, Indonesia mengimpor hingga 8.009.807 ton atau senilai 2,1 miliar dolar AS, bawang putih 381.775 ton (senilai 376 juta USD), kentang 94.393 ton (senilai 85 juta USD), bawang bombai 123.311 ton (senilai 68 juta USD), cabai 28.259 ton (senilai 53 juta USD), jeruk 49.623 ton (senilai 91 juta USD).
Ada pula komoditas impor lain seperti anggur 48.912 ton atau senilai 164 juta dolar AS, apel 89.690 ton senilai 196 juta dolar AS, klengkeng 16.629 ton senilai 29 juta USD, kakao 189.479 ton senilai 505 juta USD, tembakau 85.536 ton senilai 427 juta USD, daging sapi 104.470 ton senilai 381 juta USD dan susu 240.009 ton senilai 691 juta USD.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz