tirto.id - Kepala Dirjen Imigrasi Kemenkumham Ronnie F Sompie mengatakan, pihak imigrasi siap membantu proses pemulangan 17 WNI yang ingin pulang dari Raqqa, Syria. Para WNI itu bisa pulang ingin kembali ke Indonesia. Nantinya petugas imigrasi akan memberikan Surat Perintah Laksana Paspor (SPLP) kepada WNI yang ingin pulang.
Apabila 17 WNI yang berada Raqqa ingin kembali ke Indonesia, mereka bisa mendatangi konsulat jenderal atau kantor kedutaan besar Republik Indonesia.
"Imigrasi akan membantu untuk koordinasi. Kalau ada atasenya, atase yang nanti membantu duta besar atau Komjen berkoordinasi dengan imigrasi setempat masalah apa yang kurang apa yang jadi kendala," kata Ronnie di Menteng, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Ronnie mengaku, dirinya tidak akan membahas latar belakang para WNI yang berada di Raqqa, Suriah. Ia mengatakan, mereka tetap berfokus pada tugas keimigrasian saja. Untuk masalah dugaan keterlibatan teroris, mereka hanya akan menyerahkan WNI tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Pihak imigrasi, Ronnie melanjutkan, hanya akan menjaga agar para WNI yang diduga terlibat terorisme tidak bepergian hingga ada konfirmasi dari lembaga penegak hukum untuk ditindaklanjuti. "Imigrasi hanya membantu pengawasan keimigrasian di setiap checkpoint atau setiap perlintasan," kata Ronnie.
Baca juga: Sekitar Dua Ribu Anggota ISIS Masih Bertahan di Raqqa
Sebelumnya, beredar kabar sekitar 17 WNI berupaya melarikan diri dari Raqqa, Suriah. Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Muhammad Lalu Iqbal mengatakan, Kemlu sudah memonitor informasi tersebut sejak Juni 2017.
Lalu Iqbal mengatakan, ke-17 WNI terdiri atas 12 perempuan dan 5 laki-laki. Kemlu mengetahui data diri 17 WNI tersebut berdasarkan laporan yang diterima dari keluarga pada Agustus 2015.
Namun, pemerintah belum bisa bergerak banyak untuk menyelamatkan ke-17 WNI. Ia mengatakan, lokasi keberadaan para WNI saat ini di wilayah konflik yang tidak berada dibawah kontrol pemerintahan resmi manapun. Oleh karena itu, mereka belum melakukan tindakan lebih lanjut. Saat ini, mereka berupaya berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dengan ke-17 WNI tersebut.
"Kemlu terus melakukan upaya untuk berkomunikasi dengan mereka dan dengan pihak-pihak yang menangani mereka di kedua lokasi tersebut. Selain melakukan upaya kemanusiaan, juga dilakukan risk assessment terhadap 17 WNI tersebut," kata Lalu dalam keterangan tertulis kepada awak media, Senin (7/8/2017).
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yuliana Ratnasari