Menuju konten utama

Ikatan Santri Desak Polisi Usut Kelakar Suswono soal Janda Kaya

Maulida menuturkan pernyataan Suswono tidak hanya melukai umat Islam, tetapi juga merusak citra pemimpin yang seharusnya menjadi panutan masyarakat.

Ikatan Santri Desak Polisi Usut Kelakar Suswono soal Janda Kaya
Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, usai melakukan blusukan di Pasar Tradisional Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Rabu (29/10/2024). tirto.id/Rahma

tirto.id - Ikatan Santri DKI Jakarta mengecam keras ucapan calon wakil gubernur nomor urut 1, Suswono, yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Suswono yang mengibaratkan Nabi Muhammad sebagai 'pengangguran' dan menjadikannya contoh yang tidak pantas.

Ketua Ikatan Santri DKI, Maulida, menyayangkan ada calon pemimpin Jakarta yang cara berpikirnya kacau dan mengganggu kondisi umat Islam.

"Bagaimana mungkin Nabi Muhammad dianggap pengangguran, dan dijadikan contoh bagi janda-janda untuk menikahi pengangguran? Kami tidak habis pikir," ucap Maulida dalam keterangan pers, Minggu (17/11/2024).

Maulida juga menambahkan bahwa pernyataan Suswono tidak hanya melukai umat Islam, tetapi juga merusak citra pemimpin yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Ia mendorong Bawaslu dan Kepolisian untuk bergerak memeriksa pernyataan Suswono.

"Kami menuntut agar aparat segera mengadili Suswono. Jangan dibiarkan, apalagi Bawaslu telah menyerahkan ke kepolisian," tambahnya.

Senada dengan Maulida, Ilham Kautsar, salah satu pengurus senior Ikatan Santri DKI, mengecam keras ucapan Suswono dan menyoroti aspek hukum dari pernyataan tersebut. Menurut Ilham, jika Suswono dibiarkan, maka hukum di Indonesia tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

"Jelas-jelas ini penghinaan terhadap simbol agama. Apalagi yang dihina adalah manusia yang paling mulia. Dihina sebagai pengangguran. Ini Suswono belajar agama dari mana?" ujar Ilham.

Ikatan Santri DKI memandang ucapan Suswono tidak bisa dianggap sebagai kesalahan biasa. Mereka menegaskan bahwa ini adalah penghinaan serius terhadap Nabi Muhammad SAW, yang merupakan simbol suci bagi umat Islam di seluruh dunia.

Suswono disebut tidak mencerminkan sosok pemimpin yang mampu menjaga keberagaman dan harmoni di tengah masyarakat.

Ikatan Santri DKI juga menyerukan kepada masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih pemimpin. Mereka mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas, pengetahuan, dan sikap yang mampu menjaga persatuan dan menghormati nilai-nilai agama.

"Jakarta adalah kota dengan keragaman yang luar biasa. Tapi bagaimana kita bisa berharap keberagaman ini terjaga jika calon pemimpinnya sendiri tidak bisa menjaga ucapan?" ujar Maulida.

Sebelumnya, penilaian awal Bawaslu menyatakan belum ada bukti ucapan Suswono mengarah pada tindakan pidana pemilu. Kendati begitu, Bawaslu menyerahkan kasus ini ke Polda Metro Jaya untuk mengusut jika ada pelanggaran hukum lainnya.

Suswono sendiri sudah meminta maaf atas ucapannya soal menikahi janda kaya. Menurut Suswono, pernyataan tersebut hanya candaan. Kala itu, dia mengaku tengah menanggapi celetukan warga ketika bersosialisasi dalam rangka Pilkada Jakarta.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara PKS, Ahmad Mabruri, meminta agar tidak ada lagi pihak yang sengaja mengipas-ngipasi kasus ini. Ia mengklaim kasus Suswono sudah beres setelah dinilai oleh Bawaslu.

"Sudah selesai ini kasusnya. Bawaslu dan Polda tidak melihat ada unsur pelecehan dan pidana," ujar Ahmad kepada reporter Tirto, Minggu.

Ia meminta pihak lain untuk tidak membuat gaduh terkait kasus Suswono. Ahmad mengajak seluruh pihak berfokus pada visi-misi paslon Pilgub DKI Jakarta.

"Fokus pada program paslon saja," terang Ahmad.

Baca juga artikel terkait PILKADA JAKARTA 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Intan Umbari Prihatin