tirto.id - Hari Literasi Internasional diperingati pada 8 September setiap tahunnya. Disebut juga sebagai Hari Aksara Internasional (HAI), momen ini diperingati untuk menyadarkan publik tentang pentingnya literasi agar masyarakat bisa melek huruf dan mampu meningkatkan kehidupan mereka.
Mengutip dari National Today, gagasan mengenai Hari Literasi Internasional diusulkan pertama kali pada Konferensi Menteri Pendidikan Dunia Tentang Pemberantasan Buta Huruf yang digelar di Teheran, Iran, pada 1965.
Di tahun berikutnya, UNESCO akhirnya menetapkan 8 September sebagai Hari Literasi Internasional yang akan diperingati setiap tahun di seluruh dunia. Hari Literasi Internasional pertama kemudian diperingati pada 8 September 1967 dan fokus memberantas masalah buta huruf.
Pada 2023, Hari Literasi Internasional akan diperingati dengan tema "Promoting literacy for a world in transition: Building the foundation for sustainable and peaceful societies". Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tema Hari Literasi Internasional 2023 adalah "Mempromosikan literasi untuk dunia dalam masa transisi: Membangun pondasi untuk masyarakat yang damai dan berkelanjutan".
Siapa pun bisa ikut merayakan peringatan Hari Literasi Internasional, termasuk sekolah-sekolah yang merupakan lembaga pendidikan utama di masyarakat. Para guru dapat menggelar kegiatan yang menyenangkan atau permainan edukatif di dalam kelas yang melibatkan semua siswa.
Kegiatan Hari Literasi Internasional di Sekolah
Berikut beberapa ide kegiatan yang bisa dilakukan di sekolah untuk memperingati Hari Literasi Internasional:
1. Membaca buku bergilir
Kegiatan ini cocok dilakukan oleh siswa-siswi sekolah dasar (SD). Guru akan memilih sebuah buku cerita yang menarik, kemudian setiap siswa membaca satu halaman dengan suara keras secara bergiliran.
Kegiatan ini tak hanya untuk meningkatkan minat baca, tapi juga melatih kemampuan membaca para siswa agar lebih lancar. Selain itu, kegiatan ini dapat melatih keberanian siswa sehingga bisa memiliki kemampuan public speaking yang lebih baik.
2. Membaca dan merangkum isi buku
Setiap siswa dipersilakan pergi ke perpustakaan sekolah dan memilih satu buah buku. Mereka pun harus membaca, menulis rangkuman, dan menceritakan kembali ke depan kelas.
Kegiatan ini tidak hanya untuk mendorong siswa agar suka membaca, tapi juga melatih mereka untuk memahami isi buku, melatih kemampuan menulis, sekaligus melatih kemampuan bicara di depan publik.
3. Cerita pahlawan literasi
Para guru dapat berbagi cerita tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam dunia literasi. Guru bisa bercerita tentang sejarah penulisan huruf dari zaman kuno atau bercerita tentang siapa pencipta huruf abjad atau alfabet pertama di dunia.
4. Membahas berita viral dan mencari fakta
Kemajuan teknologi kini membuat para siswa mudah mengakses informasi apa saja, termasuk berita-berita yang sedang viral di media sosial.
Guru dapat memberi tugas pada setiap siswa atau per kelompok untuk mencari berita tertentu yang sedang viral. Setelah itu, siswa diwajibkan mencari dan menuliskan fakta-fakta yang berkaitan dengan berita tersebut.
Kegiatan ini akan melatih kemampuan siswa dalam hal literasi digital. Siswa juga akan jadi lebih teliti dalam menelaah berita dan tidak begitu saja menelan informasi mentah-mentah dari satu sumber saja.
5. Kuis hoax atau fakta
Kuis bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk belajar. Selain menambah wawasan, kegiatan yang satu ini juga mengajarkan agar siswa tidak mudah percaya dengan segala informasi yang mereka dapatkan, terutama dari internet.
Para guru dapat membuat daftar tentang segala informasi yang viral di masyarakat, baik itu berupa mitos/hoax maupun fakta. Setelah itu, guru akan mengungkapkannya satu per satu di depan kelas dan siswa harus menebak apakah informasi tersebut termasuk hoax atau fakta beserta alasannya.
6. Donasi buku untuk perpustakaan
Pihak sekolah dapat menggelar kegiatan donasi buku untuk melengkapi koleksi perpustakaan sekolah. Donasi ini dapat diikuti oleh semua siswa dengan menyumbangkan buku pribadinya yang masih layak baca.
Kegiatan donasi buku ini dapat mendorong para siswa untuk gemar berbagi dan berperan dalam meningkatkan literasi di lingkungan sekolah.
7. Bedah buku dan talk show kepenulisan
Selain donasi, sekolah bisa mengadakan acara khusus seperti bedah buku dan talk show kepenulisan untuk meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan para siswa. Pihak sekolah dapat menunjuk siswa yang punya prestasi di bidang kepenulisan untuk berbagi ilmu maupun tips menulis, bisa juga mengundang penulis lokal yang memang berpengalaman di bidangnya.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari