Menuju konten utama

Hujan Terus-menerus, Banjir Landa 15 Kabupaten di Jawa Timur

Sebanyak 15 kabupaten di Jawa Timur dilanda banjir. Madiun merupakan kabupaten terparah yang terkena dampak banjir.

Hujan Terus-menerus, Banjir Landa 15 Kabupaten di Jawa Timur
Suasana banjir banjir di Desa Purworejo, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019). Sejumlah anak Sungai Madiun meluap dan merendam sejumlah desa di wilayah tersebut, sehingga ratusan warga yang terjebak banjir harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman ANTARA FOTO/Dio Pratama/sis/hp.

tirto.id - Banjir melanda 15 kabupaten di Provinsi Jawa Timur akibat curah hujan berintensitas tinggi serta durasi lama sejak Selasa (5/3/2019).

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, 15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar.

"Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (7/3/2019).

Dia mengatakan, penyebab banjir di Jawa Timur karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran ke permukaan, sehingga banjir merendam di banyak tempat.

"Data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak. Sebagian masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.

BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat.

Selain itu, evakuasi, pemberian bantuan makanan, pendirian tenda dan lainnya juga masih dilakukan.

"Pendataan dampak banjir masih dilakukan BPBD. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung," jelas dia.

Berikut dampak banjir masing-masing di 15 kabupaten Jawa Timur:

1. Kabupaten Madiun

Banjir akibat meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sebanyak 39 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir. 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir. Rumah rusak berat 2 unit, sawah tergenang 253 Ha, tanggul rusak 3 titik, jembatan rusak 2 unit, gorong-gorong rusak 1 unit, dan ribuan ternak terdampak. Bupati Madiun menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari (6 -19 Maret 2019).

2. Kabupaten Nganjuk

Banjir disebabkan luapan Sungai Kuncir di Desa Sonopatik Berbek. Akibatnya jalan raya terendam dan pemukiman warga di 8 dusun, 3 kelurahan, 12 desa, 6 kecamatan dengan ketinggian 10-100 cm. 456 KK terdampak banjir.

3. Kabupaten Ngawi

Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Madiun. Banjir merendam rumah warga sebanyak 4.490 KK di 18 desa, 6 kecamatan di Kabupaten Ngawi dengan ketinggian 50-100 cm.

4. Kabupaten Magetan

Banjir akibat luapan air sungai ke jalan desa dari RT 13 sampai RT 17 Desa Ngelang Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 cm serta menggenangi 284 rumah warga.

5. Kabupaten Sidoarjo

Banjir disebabkan luapan Sungai Avoer Krembung II, sebanyak 498 KK rumahnya tergenang di 3 desa dengan ketinggian 20-40 cm.

6. Kabupaten Kediri

Banjir akibat air luapan di Desa Gempolan Kec. Gurah, Kab. Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm.

7. Kabupaten Bojonegoro

Banjir akibat luapan Sungai Pacal berdampak pada 23 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dengan ketinggian air 30-40 cm. 121 hektar sawah dan 1.382 rumah terendam banjir.

8. Kabupaten Tuban

Banjir merendam Kecamatan Parengan akibat meluapnya Sungai (Kali Kening). 10 desa di Kecamatan Parengan terendam dan persawahan tergenang 140 Ha, rumah tergenang 620 KK, jalan poros tergenang dengan ketinggian 20-90 cm, kantor pemerintahan tergenang 3 unit, sekolah tergenang 4 unit dan tempat ibadah tergenang 7 unit.

9. Kabupaten Probolinggo

Puting beliung dan banjir terjadi di Desa Tambak Rejo Kecamatan Tongas. Akibat kejadian tersebut berdampak pada 1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan akibat puting beliung. Dampak banjir masih dalam pendataan.

10. Kabupaten Gresik

Banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada 3 kecamatan, Kedamaean, Driyorejo, Dukun dengan ketinggian 20-100 cm dan rumah tergenang 90 rumah.

11. Kabupaten Pacitan

Banjir akibar meluapnya air Sungai Grindulu di Kecamatan Arjosari. 10 desa di 2 kecamatan terendam air dengan ketinggian 30-80 cm.

12. Kabupaten Trenggalek

Banjir akibat luapan Sungai Ngasinan di Kecamatan Trenggalek. 14 desa di 5 kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air 15-200 cm.

13. Kabupaten Ponorogo

Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Balong. Ruas jalan dan permukiman di terendam banjir.

14. Kabupaten Lamongan

Banjir akibat luapan Bengawan Solo sehingga merendam 9 desa di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Laren, Maduran dan Babat. Tanggul Sungai Bengawan Solo jebol sepanjang 70 meter. Banjir juga menyebabkan terputusnya akses masuk menuju Dusun Sawo Desa Jangkungsumo, sehingga masyarakat harus melewati jalur memutar untuk ke daerah lain. Lebih dari 60 rumah terendam banjir.

15. Kabupeten Blitar

Hujan deras yang turun pada 6/3/2019 pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB menyebabkan terjadi banjir, longsor dan pohon tumbang. Wilayah yang terdampak Banjir Dsn. Gondanglegi, Desa Sutojayan dengan warga terdampak sebanyak 240 KK.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, pada Rabu (6/3/2019), curah hujan berintensitas tinggi dan berdurasi lama turun di beberapa daerah yang berdampak menimbulkan banjir, longsor dan puting beliung.

Penyebab lainnya, karena adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia, sehingga menyebabkan curah hujan tinggi di kawasan Indonesia.

MJO merupakan fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah.

Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini meningkatkan potensi curah hujan bagi daerah-daerah yang dilalui. Fenomena ini dapat bertahan hingga satu minggu.

Selain itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa menyebabkan curah hujan meningkat.

Potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah di Jawa, Bali, NTB, NTT Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Baca juga artikel terkait BANJIR MADIUN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Maya Saputri